KPK: Situasi Politik Tak Kondusif untuk Berantas Korupsi
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai secara umum, komitmen pemimpin bangsa masih rendah dalam memberantas korupsi.
Penulis:
Edwin Firdaus
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai secara umum, komitmen pemimpin bangsa masih rendah dalam memberantas korupsi. Kalau pun ada dari sebagian pemimpin yang memberikan perlawanan terhadap korupsi, itu masih dianggap tidak konsisten.
Demikian diungkapkan Wakil Ketua KPK, Zulkarnaen saat dihubungi wartawan, Rabu (16/5/2012).
"Komitmen pemimpin masih rendah dan tidak konsisten," tegasnya.
Oleh karena itu, lembaga penegak hukum khusus yang lahir pada era reformasi itu, justru menganggap pelaksanaan demokrasi saat ini tidak kondusif untuk memberantas korupsi.
"Situasi politik dan demokrasi tidak kondusif untuk memberantas korupsi," ujar Zulkarnaen
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas (saat menyampaikan hal ini masih menjabat sebagai Ketua KPK) membenarkan bahwa korupsi berakar dari kepentingan politik.
"Korupsi itu melibatkan pejabat struktural. Di mana, pejabat struktural itu terkadang berasal dari petinggi partai politik," kata Ketua KPK Busyro Muqoddas di kantornya, Kamis (15/12/2012) tahun lalu.
Busyro menjelaskan, proses korupsi politik itu bermula akibat pendidikan politik praktis yang selalu diwarnai oleh politik uang. Sehingga, Busyro menyimpulkan, politik uang itu lah yang memunculkan korupsi yang memiliki kepentingan politik.