Uni Eropa Berharap Yunani Tetap di Zona Euro
Para pemimpin negara anggota Uni Eropa, masih berharap Yunani tetap berada di dalam zona Euro.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pemimpin negara anggota Uni Eropa, masih berharap Yunani tetap berada di dalam zona Euro.
Namun, apapun pilihan Yunani, Uni Eropa akan tetap menghormatinya. Hal itu disampaikan oleh Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy, dalam pertemuan informal Uni Eropa, Brussels, Belgia, Kamis (24/5/2012).
"Kami ingin Yunani masih berada di wilayah Euro, sementara kami menghormati komitmennya," ujar Van Rompuy.
Krisis zona Euro, menjadi topik utama yang dibahas dalam pertemuan itu, di mana timbul kekhawatiran Yunani akan keluar dari kelompok negara yang menggunakan mata uang tunggal tersebut. Zona Euro mengaku telah menyiapkan sebuah skenario.
"Kami waspada penuh terhadap dorongan yang telah dibuat oleh warga Yunani. Zona Euro telah menunjukan solidaritas, bersama Dana Moneter Internasional (IMF), dengan mengeluarkan bantuan bagi Yunani sekitar 150 milliar sejak 2010," tutur Van Rompuy.
Uni Eropa, lanjutnya, akan mengambil langkah untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Yunani.
Pasar saham Eropa turun dua persen, di tengah kekhawatiran keluarnya Yunani dari Zona Euro. Pemimpin Uni Eropa memulai pertemuan, saat Jerman menolak peluncuran surat obligasi Euro, sebagai langkah untuk mengatasi krisis Euro.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, penerbitan surat obligasi akan melanggar traktat Uni Eropa, dan tidak berkontribusi terhadap pertumbuhan.
Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan ingin membahas tentang surat obligasi Euro, dan Perdana Menteri Irlandia Enda Kenny mengaminkan agenda itu akan dibahas. (*)
BACA JUGA