Polda Papua Bentuk Tim Usut Penembakan Pendulang Emas
Kepolisian Daerah Papua telah membentuk tim guna menelusuri kasus penembakan terhadap warga sipil di daerah pendulangan emas

Laporan Koresponden Tribunnews, Chanry Andrew Suripatty Jayapura
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian Daerah Papua telah membentuk tim guna menelusuri kasus penembakan terhadap warga sipil di daerah pendulangan emas tradisional Degewo, tepatnya di Lokasi 45, Kampung Nomowodide, Distrik Bogobaida, Paniai, belum lama ini.
”Polda telah membentuk tim yang terdiri dari Propam, Intelkam dan Reserse, untuk melakukan penyelidikan atas kejadian penembakan terhadap warga sipil yang dilakukan oleh oknum Brimob yang bertugas di Paniai,” kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, AKBP Drs Johannes Nugroho Wicaksono kepada Tribunnews Jumat (25/5/2012) di Jayapura.
Menurut Kabid Humas, Polisi dalam menetapkan pelaku kejahatan, selalu didukung bukti-bukti dan keterangan saksi yang kuat, guna mendukung fakta-fakta dilapangan, sehingga salah dalam menetapkan pelaku.
”Tim ini terbentuk guna memastikan siapa yang bersalah dan dijadikan tersangka atas kasus penembakan di Paniai, menyusul berbedanya keterangan sejumlah saksi di lokasi kejadian. Maka dari hasil analisa, akan ditetapkan siapa yang menjadi korban maupun pelaku,“ tegasnya.
Hanya saja, apabila dari hasil penyelidikan lebih lanjut oleh tim dengan didukung bukti-bukti dan saksi, membuktikan bahwa anggota bersalah, maka Polda Papua akan menjatuhkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
”Bila terbukti, Polri dalam hal ini Pimpinan Polda Papua tidak akan melindungi pelaku sekalipun itu oknum brimob dan ancaman hukuman yang dikenakan kepada oknum Brimob itu akan lebih berat ketimbang masyarakat sipil, baik sanksi kode etik, disiplin maupun peradilan umum,” katanya.
Disinggung soal saksi dalam peristiwa penembakan yang menewaskan seorang warga sipil ? Ia mengakui tidak mengetahui secara pasti jumlah saksi terkait peristiwa tersebut.
”Saksi ada, tapi kalau jumlahnya saya belum monitor,” tukasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, lima warga sipil di daerah pendulangan emas tradisional Degewo, tepatnya di Lokasi 45, Kampung Nomowodide, Distrik Bogobaida, Paniai, Selasa 15/05 lalu ditembak oleh tiga Oknum anggota Brimob yang melaksanakan pengamanan di daerah Degewo. Penembakan berawal ketika sejumlah Anggota Brimob mendatangi sebuah tempat permainan billiard di lokasi tambang emas tersebut untuk mengamankan beberapa warga yang diduga membuat keonaran di lokasi billiard tersebut lalu terlibat cekcok dengan lima warga tersebut , yang mana aparat brimob tiba-tiba diserang dan senjata hendak dirampas dan berujung dengan aksi penembakan.
Atas kejadian tersebut seorang warga bernama Lukas Kegepe meninggal dunia sedangkan empat rekannya mengalami luka-luka cukup serius.dan saat ini dirawat di RSUD Dok II Jayapura, Papua DPR Papua Minta Pelaku Penembakan Di Tindak Tegas Sementara itu Anggota DPR Papua Dapil V Papua, Nasson Utti meminta kepada pihak kepolisian setempat untuk memecat oknum Brimob yang diduga melakukan penembakan kepada lima warga sipil di pendulangan emas Degeuwo Paniai, Selasa (15/5) pekan lalu.
”Kalau anggota brimob itu bersalah dan main tembak saya kira mereka harus ditindak tegas bila perlu dipecat,” katanya kepada Tribunnews di Jayapura.
Nasson yang juga merupakan anggota Komisi D, menjelaskan untuk mencari tahu kejadian yang sebenarnya, pihaknya akan langsung turun lapangan dalam waktu dekat.
“Kami secepatnya akan turun ke Paniai untuk mencari data apa sebenarnya yang terjadi, sampai harus lima warga sipil ditembak,” ujarnya
”Saya yang juga wakil rakyat dari daerah pemilihan Paniai menduga penembakan itu terjadi akibat kegiatan illegal maining di area Degeuwo. Apalagi sampai hari ini wilayah pendulangan emas itu belum jelas, apakah masuk dalam Kabupaten Nabire atau Kabupaten Paniai,” jelasnya.