Euro 2012
Sol Campbell: Jangan Sampai Pulang Dalam Peti Mati
Masyarakat Polandia dan Ukraina tidak bisa dipungkiri lagi hingga saat ini kerap melakukan tindakan-tindakan yang melecehkan warna kulit
Penulis:
Deodatus Pradipto
Editor:
Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Masyarakat Polandia dan Ukraina tidak bisa dipungkiri lagi hingga saat ini kerap melakukan tindakan-tindakan yang melecehkan warna kulit atau garis keturunan seseorang. Di liga Polandia, para suporter bahkan kerap menyanyikan lagu-lagu anti-Semit ketika suatu pertandingan bergulir dan meneriakkan seruan seperti, “pergilah ke ruang gas”. Sikap-sikap merendahkan seperti itu kerap muncul ketika ada seorang pemain keturunan Yahudi bermain.
Pemain-pemain berkulit hitam di Liga Polandia pun kerap mengalami pelecehan. Bulan lalu, dalam sebuah pertandingan Liga Primer Polandia, dua pemain berkulit hitam klub Lechia Gdansk dilempari pisang oleh penonton. Ukraina pun setali tiga uang.
Sebuah laporan Sky Sport News menyebutkan sejumlah penggemar klub Ukraina Shaktar Donetsk yang memiliki afiliasi dengan neo-Nazi akan melakukan penyerangan kepada suporter Inggris. Polisi anti rasisme telah melakukan investigasi dalam periode 18 bulan hingga Maret tahun lalu dan menemukan 195 kasus rasisme dalam pertandingan sepak bola di Polandia dan Ukraina.
Sejumlah punggawa Inggris yang berkulit hitam pun kabarnya tidak akan mendapat dukungan langsung dari keluarga mereka karena khawatir akan mengalami pelecehan rasial ketika berkunjung ke Polandia dan Ukraina.
Eks bek tangguh Inggris, Sol Campbell pun ikut angkat suara. Pemain berkulit hitam itu menghimbau kepada masyarakat Inggris agar tidak berkunjung ke Polandia-Ukraina karena sangat berisiko.
“Tinggal saja di rumah, menonton dari televisi saja. Jangan ambil risiko karena bisa saja saat anda kembali, anda berada di dalam peti mati,” ujar Campbell dalam sebuah program BBC bertajuk Panorama.
Pria 37 tahun yang pernah berbaju Tottenham Hotspurs dan Arsenal itu bahkan menyalahkan UEFA karena menunjuk Polandia dan Ukraina menjadi tuan rumah Euro 2012 terkait masalah rasisme itu.
“Menurut saya mereka (UEFA) telah salah (menunjuk Polandia dan Ukraina sebagai tuan rumah Euro 2012), karena apa yang harus mereka katakan adalah jika anda menginginkan turnamen ini berjalan anda harus menyingkirkan masalah-masalah itu,” tutur Campbell seperti dikutip oleh Daily Mail.
“Sampai anda bisa menyingkirkan hal itu, anda tidak akan pernah bisa menyelenggarakan turnamen itu. Anda tidak pantas menyelenggarakan turnamen prestisius ini di negara anda,” tambah pemilik 73 cap bersama The Three Lions itu.
Baca juga:
- Jakub Blaszczykowski: Pembukaan Harus Seperti Final
- Vicente Del Bosque Lebih Suka Pemain Senior
- Sven-Goran Eriksson Yakin Inggris Lolos Fase Grup
- Christian Eriksen Bisa Bersinar di Polandia Ukraina
- Kesebelasan Italia Patenkan Pola 4 3 1 2
- Ibrahim Afellay Lama Cedera Masuk Timnas Belanda
- Timnas Belanda Mulai Diragukan Kemampuannya