Wartawan Dipukul di Padang, Puluhan Jurnalis Unjuk Rasa
Puluhan jurnalis dari 'Koalisi Jurnalis Anti Kekerasan', melakukan aksi di Bundaran Hotel Indonesia
Penulis:
Bahri Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan jurnalis dari 'Koalisi Jurnalis Anti Kekerasan', melakukan aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Dalam aksinya, mereka memprotes aksi kekerasan terhadap wartawan yang diduga dilakukan oleh belasan anggota Batalyon Marinir Pertahanan Lantamal II Padang.
Mereka juga menuntut pihak TNI AL untuk mengusut tuntas tindak kekerasan yang diduga dilakukan oleh belasan anggota batalyon marinir pertahanan lantamal II Padang. TNI AL juga harus mengganti biaya berobat para jurnalis yang menjadi korban dan mengganti semua kerusakan peralatan jurnalis yang menjadi korban tindak kekerasan ini
Tidak hanya itu, TNI AL juga harus menyatakan permohonan maafnya ke sejumlah media atas tindak kekerasan terhadap jurnalis, dan memastikan kasus ini tidak terulang.
Dewan Pers agar memantau perkembangan penyelidikan dan penyidikan kasuu ini.
Panglima TNI harus memastikan adanya jaminan keamanan dan penghormatan terhadap profesi jurnalis dalam melakukan setiap peliputan. Koalisi Jurnalis Anti Kekerasan juga meminta kepada Pemerintah dalam hal ini Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan melakukan monitoring terhadap jajaran TNI dan Polri agar tetap menghormati profesi jurnalis dalam melakukan peliputan.
Dalam insiden kekerasan terhadap wartawan tersebut, enam orang jurnalis dianiaya sejumlah orang berseragam tentara di kawasan Gates Nan XX, Lubu Begalung, Padang, Sumatera Barat, Selasa (29/5/2012).
Kamerawan Global TV, Budi Sunandar, terluka di telinga bagian kanan dan menerima tujuh jahitan, kamera miliknya juga dirampas dan hingga kini belum dikembalikan.
Selain itu, kamera milik Jamaldi, stasiun TV lokal FavoritTV, dihancurkan hingga berkeping-keping. Selain Budi, Kontributor Metro TV, Afriyandi, juga mengalami luka memar di bagian muka. Selain itu wartawan yang juga menjadi korban dalam insiden tersebut adalah kamerawan SCTV, kamerawan Trans7, dan fotografer harian Padang Ekspres.
Penganiayaan terjadi setelah penertiban terhadap sejumlah kedai yang diduga sebagai tempat praktik asusila, yang dilakukan satpol PP Kota Padang dan sebagian masyarakat. Usai penertiban, sebagian warga mulai dianiaya oleh orang berseragam tentara yang lalu merembet pada penganiayaan terhadap para wartawan tersebut.