Om Liem Meninggal
Bisnis Om Liem Melejit Setelah Dekat Soeharto
Satu per satu anggota Geng Empat Sekawan Konglomerat besar pada Orde Baru berpulang
Penulis:
Domu D. Ambarita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu per satu anggota Geng Empat Sekawan Konglomerat besar pada Orde Baru berpulang. Terkini, pengusaha ternama Sudono Salim alias Liem Sioe Liong meninggal dalam usia 95 tahun di Singapura, Minggu (10/9/2012) pukul 14.40 WIB. Dia salah satu konglomerat terkaya yang bisnisnya melejit setelah dikait-kaitkan dekat dengan penguasaha 32 tahun, Soeharto.
Salim lahir di Fuqing, Fujian, China, sebagai anak kedua dari keluarga petani. Ia meninggalkan Fujian tahun 1936 untuk menemui kakaknya yang merantau ke Medan Sumatera Utara, Liem Sioe Hie yang menikahi Zheng Xusheng.
Ketika berbisnis di Medan, ia menekuni perdagangan minyak kacang dan cengkeh kemudian berkembang pesat dengan memproduksi rokok kretek. Dia juga memasok peralatan kesehatan semasa kebutuhan prajurit ABRI pada masa revolusi.
Ia sempat dikaitkan dengan pemasokan senjata kepada tentara Indonesia dalam menghalau penjajah Belanda, namun tudingan dibantahnya.
Setelah Indonesia merdeka, Sudono Salim menjadi pengusaha kaya-raya karena memonopoli bisnis cengkeh. Bisnis berkaitan dengan tentara inilah yang membawanya berkenalan dengan Soeharto. Namun ia tidak setuju atas tudingan banyak pihak yang menyebut kerajaan bisnisnya berkembang karena bekerja sama dengan Soeharto, perwira tinggi tentara yang berkuasa sebagai Presiden selama 32 tahun, 1966-1998.
Setelah pindah ke Medan pada tahun 1952, Salim memperluas bisnis perdagangannya dengan membentuk koneksi dengan lain pengusaha etnis China di Singapura dan Hong Kong. Pabrik sabunnya menjadi salah satu pemasok utama ke Tentara Nasional Indonesia.
Dia kemudian diperluas ke tekstil dan perbankan, yang akhirnya membentuk bank swasta terbesar di Indonesia, Ban Central Asia (BCA). Om Liem mendirikan Central Bank Asia tahun 1957, kemudian menjadi Bank Central Asia (BCA) tahun 1960.
Setelah merger pada tahun 1968, ia mendapatkan hak untuk monopoli impor cengkeh. Sebuah perusahaan patungan (joint venture) dengan pebisnis lain Hokchia jadi produsen terbesar tepung di Indonesia.
Sudono Salim bersama sejumlah pengusaha kemudian beraliansi. Mereka disebut sebagai konglomerat yang semasa Orde Baru dikenal sebagai anggota empat sekawan (Gang of Four), yakni Om Liem bersama Sudwikatmono, Ibrahim Risjard dan Djuhar Sutanto. Dari empat sekawan itu, tingga Djuhar yang masih hidup.
Sudwikadmono dan Ibrahim, telah berpulang lebih dulu. Sudwikatmono, paman Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto meninggal dunia pukul 8 Januari 2011 pukul 06.30 waktu Singapura, saat masih dirawat secara intensif di RS Mount Elizabeth. Sudwikadmono pendiri bank terlikwidasi, PT Bank Surya dan pernah menjabat Presiden Direktur PT Indofood Sukses Makmur.
Sementara Ibrahim Risjard, pendiri kerajaan bisnis Grup Risjadson ini tutup usia 16 Februari 2012. Pengusaha kelahiran Reubee, Kecamatan Delima, Pidie, Aceh, 2 Maret 1934, itu meninggal di apartemen miliknya di Singapura.
Empat sekawan itu mendirikan Pabrik Bogasari di Tanjung Priok, Jakarta mulai beroperasi pada tanggal 29 November 1971 dengan nama PT Waringin Kencana. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 10 Juli 1972, pabrik Bogasari diperluas dan didirikan di Tanjung Perak, Surabaya.
Kedua perusahaan, BCA dan Bogasari, memberi keuangan sebagi modal untuk mendirikan pabrik semen raksasa di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, PT Indocement, tahun 1973.
Tahun 1990, Sudono Salim dan kawan-kawan mendirikan, PT Panganjaya Intikusuma yang berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Belakangan, namanya berubah lagi menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, yang menjadi induk perusahaan yang membawahkan banyak sekali unit usaha termasuk PT Bogasari.
Ada banyak sekali jenis perusahaan yang sukses besar di pasaran, lahir dari tangan Om Liem. Perusahaan produsen makanan seperti Indofood, minimarket Indomaret, pabrik semen Indocement (walau sahamnya mayoritas sudah bergeser), ritel makanan Indomarco, perusahaan penyiaran Indosiar, dan sebagainya.