Rabu, 27 Agustus 2025

Jepang Minati Gedong Gincu dari Cirebon

MANGGA gedong gincu yang dibudidayakan petani Cirebon, Indramayu, dan Majalengka tidak hanya disukai dalam negeri

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Jepang Minati Gedong Gincu dari Cirebon
Unpad.Ac.Id
Mangga gedong gincu

Laporan Warawan Tribun Jabar, Ida Romlah

TRIBUNNEWS.COM - MANGGA gedong gincu yang dibudidayakan petani Cirebon, Indramayu, dan Majalengka tidak hanya disukai dalam negeri. Sejumlah negara di Timur Tengah, Eropa, dan Asia juga menyukai mangga gedong gincu. Bahkan tahun ini Jepang mulai minta dikirimi mangga tersebut.

Petani mangga yang juga ketua kelompok tani mangga di Sedong, Kabupaten Cirebon, Haerudin, mengatakan sebelumnya pengiriman ke Jepang berada pada tahap pengujian. Namun tahun ini Negeri Sakura itu mulai minta dikirimi mangga gedong gincu.

"Katanya harga di Jepang bisa sampai Rp 400.000 per kilogram. Mangga ini memang jadi primadona karena rasanya yang khas dan juga dipercaya memiliki khasiat," kata Haerudin kepada Tribun, melalui sambungan telepon.

Haerudin mengaku sudah menandatangani kontrak ekspor tahun ini sebanyak 1.000 ton. Mangga itu dikirim ke Timur Tengah, Singapura, Hongkong, Eropa, dan Jepang. Haerudin menjalani bisnis ekspor mangga gedong gincu sejak 2009.

Mangga gedong gincu juga dijual ke sejumlah kota di Indonesia. Selain dijual di pasar-pasar tradisional, mangga gedong gincu juga dipasarkan di supermarket.

Tahun ini, menurut Haerudin, dia mulai memanen gedong gincu sejak Mei lalu. Mangga tersebut sengaja dipanen pada Mei-Juni agar hasilnya maksimal. "Kebetulan bulan ini bertepatan dengan kemarau. Di musim kemarau, hasil panen maksimal baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Saya pernah mencoba panen pada Februari ternyata bertepatan dengan musim hujan dan hasilnya mengecewakan," ujar Haerudin.

Selain hasil panen memuaskan, harga jual mangga gedong gincu saat ini tengah mahal. Satu kilogram dihargai Rp 25.000 di tingkat petani.

Haerudin mengatakan secara alamiah musim panen mangga terjadi September dan Oktober. Ada beberapa yang bisa panen sampai Desember. Namun dia sengaja mengatur panen pada Mei-Juni, dengan bantuan teknologi. "Alasannya ya itu tadi, agar tidak merugi," ujar Haerudin.

Layaknya hukum ekonomi, ujar Haerudin, setiap kali panen raya harga jual mangga akan anjlok. Harga gedong gincu pun bisa di bawah Rp 10.000 per kilogram. "Biasanya panen raya terjadi Oktober," ujarnya.

Mangga gedong gincu dibudidayakan petani Cirebon, Indramayu dan Majalengka. Di Kabupaten Cirebon, luas areal tanaman mangga gedong gincu mencapai 1.000 hektare, namun yang sudah panen bulan ini baru 25 persen. Sisanya akan panen September hingga akhir tahun.

Haerudin mengatakan panen mangga gedong gincu tahun ini diprediksi bagus. Ini berbeda dengan 2010 di mana musim hujan lebih panjang sehingga banyak bunga mangga yang berguguran diguyur hujan.
"Tahun ini sepertinya bagus karena cuaca mendukung dan banyak petani yang memanfaatkan teknologi agar bisa mengatur panen tidak bertepatan dengan musim hujan," kata Haerudin.

Di Cirebon, kata dia, petani bisa memanen mangga gedong gincu dua kali dalam setahun. Itu terjadi berkat adanya teknologi yang bisa merangsang mangga dipanen dua kali setahun.

Panen pertama mangga gedong gincu, ujar Haerudin, terjadi Mei-Juni. Setelah itu mangga akan berbunga kembali dan siap dipanen September-Oktober. "Jadi pohon mangga tidak pernah berhenti berbunga, dan buahnya bisa dipanen dua kali dalam setahun," ujar Haerudin.

Baca juga:

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan