Sasaran Utama Kondom Tempat Pelacuran
Menkes Nafsiah Mboi membantah kampanye penggunaan kondom di sekolah-sekolah, diikuti pembagian alat kontrasepsi ke para pelajar.
Penulis:
Abdul Qodir
lihat foto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi membantah kampanye penggunaan kondom di sekolah-sekolah, diikuti pembagian alat kontrasepsi ke para pelajar.
Menurut Nafsiah, sasaran utama kampanye penggunaan dan pembagian kondom adalah para remaja berusia 15-24 tahun, di tempat-tempat pelacuran yang potensial terhadap hubungan seks berisiko.
"Misalnya, di semua tempat pelacuran, para pekerja seks ada 34 persen PSK (Pekerja Seks Komersial) perempuan berusia sekitar 15 sampai 24 tahun. Mereka menjadi pekerja seks karena dilacurkan, di-traficking atau dibujuk," ujar Nafsiah sebelum mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX di DPR, Senin (25/6/2012).
Sedangkan laki-laki yang 'jajan' di tempat pelacuran, lanjutnya, sebanyak 45 persen berusia di bawah usia 25 tahun.
"Masa, mereka tidak berhak mendapatkan informasi dan layanan? Sehingga, tidak ketularan dan menularkan," imbuhnya.
Menurut Nafsiah, kampanye kondom di sekolah hanya bersifat hulu dari program ini. Di sekolah, Kemenkes hanya difokuskan pada pemberian materi pendidikan agama, moral, kesehatan reproduksi, pengetahuan tentang narkotika, dan obat perangsang.
"Sedangkan kondom ini ke hilirnya.
Kalau dia sudah berperilaku berisiko, maka paling tidak dia tidak tertular, dan tidak hamil kalau dia perempuan," jelasnya.
Nafsiah memastikan program kampanye penggunaan dan pembagian kondom akan tepat sasaran.
"(Agar tepat sasaran) hanya membagikannya di tempat-tempat tertentu, terutama di tempat-tempat pelacuran, baik pelacuran yang hotspot, maupun di tempat-tempat di mana banyak terjadi hubungan seks berisiko, misalnya panti pijat dan tempat pariwisata. Semua orang di situ tahu kok banyak terjadi itu. Asal kita tidak menutup mata, kita tahu bahwa itu terjadi," tuturnya. (*)
BACA JUGA
