Pembukaan KWF Berlangsung Meriah
Pembukaan Keretakencana Worldmusic Festival (KWF), Rabu (4/7/2012) malam berlangsung meriah dan dipadati ribuan penonton.

TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Pembukaan Keretakencana Worldmusic Festival (KWF), Rabu (4/7/2012) malam berlangsung meriah dan dipadati ribuan penonton.
Bekas pabrik gula (PG) Colomadu yang biasanya gelap gulita, menjadi terang oleh sorotan ratusan lampu warna-warni dan dentuman musik etnik.
Dari kejauhan, cerobong asap yang menjulang tinggi puluhan meter di pabrik yang berdiri pada 1861, juga tampak menyala.
Pengunjung akan dibuat terkagum-kagum saat melihat bangunan utama pabrik yang menjadi backgroud panggung.
Bangunan arsitektur khas Belanda kadang menyala kuning, merah, hijau, hingga biru, seolah-olah hidup.
"Hebat sekali tata lampunya, bahkan pohon-pohon juga menyala seolah ikut hidup," kata Andi Setiawan, salah satu penonton.
Di atas panggung, terdapat replika bangunan pabrik gula dalam ukuran kecil. Pembukaan festival musik yang dimeriahkan oleh 16 seniman dalam dan luar negeri, dilakukan oleh belasan anak-anak dari KM7 (Kelompok Musik Muhammadiyah).
"Anak-anak inilah yang akan membuka festival musik internasional malam ini. Mereka akan memukul kentongan. Karena kentongan adalah bahasa musik yang universal," cetus Bambang Sutejo, Ketua KWF.
Bambang lalu memberikan kentongan kecil dari bambu, kepada seorang bocah perwakilan dari kelompok musik perkusi.
Bocah perempuan berusia sekitar 10 tahun si penerima kentongan tadi, mendatangi Bupati Karanganyar Rina Iriani, yang duduk dikursi bambu bersama penonton. Rupanya, bocah tersebut meminta izin sekaligus restu kepada Rina untuk menabuh kentongan.
"Silakan dipukul dan dibuka acara malam ini," kata Rina kepada si bocah.
Kentongan langsung dipukul beberapa kali, yang kemudian disambut tepuk tangan riuh penonton.
Bocah-bocah KM7 asuhan Rudy Sulistianto mendapat kehormatan untuk tampil perdana. Mereka berkolaborasi dengan Ully Sigar Rusady, menyanyikan lagu tentang alam berjudul 'Nyanyian Hutan'.
Mereka bertindak sebagai pengiring dengan memainkan alat musik angklung dan gong. Bocah lainnya menjadi backing vokal.
"Saya ingin mengajak seluruh penonton di sini untuk cinta pada hutan. Ayo hijaukan Karanganyar," tutur Ully.