Kamis, 4 September 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Untuk Kedua Kalinya Balita Hydrocephallus Berhasil Dioperasi

Untuk ke dua kalinya M Arif, balita penderita Hydrocephallus dari keluarga miskin telah dilakukan operasi medis

zoom-inlihat foto Untuk Kedua Kalinya Balita Hydrocephallus Berhasil Dioperasi
GMNI
M Arif, balita penderita Hydrocephallus

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Untuk ke dua kalinya M Arif, balita penderita Hydrocephallus dari keluarga miskin telah dilakukan operasi medis melalui pendampingan GMNI  (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ) Pekanbaru.

Inisiatif tindakan pendampingan  sampai operasi medis  ke dua ini dikeranakan  kepedulian para mahasiswa melihat realitas ketidakpedulian penyelenggara  negara  di sektor kesehatan terhadap masyarakat. Khususnya bagi masyarakat yang tidak mampu dan tidak mengerti harus berbuat apa terhadap penderitaan kehidupan yang dialami.

Seperti yang dialami oleh keluarga balita M.Arif  Operasi medis pertama dilakukan pada tanggal 24 April 2012 dengan  masa perawatan selama 11 hari di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru.  Untuk biaya selama di rumah sakit, sebelumnya, GMNI Kota Pekanbaru  telah melakukan penghimpunan dana dari masyarakat turun ke jalan  pada lokasi kantor-kantor pusat pemerintahan. Seperti kantor Gubernur dan Walikota yang saling berdekatan. Aksi sosial  ini menghimpun dana sebesar Rp 15.440.000. Dana masyarakat yang terkumpul tersebut dapat menutupi keseluruhan biaya rumah sakit dan membantu biaya hidup keluarga M.Arif.  

Operasi kedua dilakukan setelah 3 bulan pasca operasi  saat M.Arif mengalami masa kritis 04 Juli 2012 dan dilarikan kembali ke rumah sakit Santa Maria. Mengingat selang yang ada di kepala M. Arif lepas. Dokter menganjurkan dilakukannya tindakan medis sesegera mungkin, untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

Menimbang biaya operasi yang sangat besar dan keterbatasan dana yang tersisa dan waktu, GMNI Kota Pekanbaru  menyarankan kepada keluarga M.Arif  untuk dilakukan operasi di rumah sakit umum ARIFIN ACHMAD Pekanbaru melalui pelayanan kesehatan JAMKESDA ( Jaminan Kesehatan Daerah )  Oleh karena itu GMNI Kota Pekanbaru bersama orang tua M.Arif mengurus persyaratan yang dibutuhkan.

Pada akhirnya upaya ini dapat membantu dan operasi dapat dilakukan serta berjalan dengan baik. Hingga kini M.Arif masih berada di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut pasca operasi.  

Kepedulian  terhadap sesama adalah bagian tanggung jawab kita  bersama. Termasuk terhadap M.Arif, sudah sepatutnya  menjadi tanggung jawab mahasiswa untuk memberikan kepeduliannya.

Pertanyaannya, apakah ini menjadi tugas mahasiswa dalam perspektif tata kelolah “bernegara”?  Bukankah rakyat telah  memberikan mandat kepada Negara untuk mengurusi rakyatnya?  Apalagi negara ini telah memiliki Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan yang menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahtraan, selain itu ada juga  Undang-Undang  No 13 tahun 2011 tentang Fakir Miskin  bahkan Undang-Undang No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Sampai  hari ini belum ada kepedulian pemerintah terhadap penderitaan M. Arif meskipun dengan “mata  telanjang” pengumpulan dana masyarakat oleh para mahasiswa  dapat terlihat jelas. Begitu juga melalui pemberitaan di media massa. Termasuk cara menyurati pemerintah propinsi yang juga tidak mendapat respon hingga saat ini..

Ditulis oleh Perri Siagian, Ketua Cabang GMNI Pekanbaru

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan