Aktivis dan Kaum Intelektual Kehilangan Moeslim Abdurrahman
Tokoh intelektual, cendikiawan muslim, Moeslim Abdurrahman meninggal dunia.
Penulis:
Rachmat Hidayat
Editor:
Anwar Sadat Guna
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Tokoh intelektual, cendikiawan muslim, Moeslim Abdurrahman meninggal dunia.
Tokoh yang dikenal akrab dengan almarhum Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini, menghembuskan nafas terakhir
di ruang 303 Gedung A Public Wing RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Jumat (6/7/2012) malam.
Mantan Koordinator Kontras, yang kini aktif di Institute Kebajikan Publik, Usman Hamid mengaku kehilangan sosok Moeslim Abdurrahman.
"Semua kalangan aktivis dan intelektual pro-demokrasi amat berduka atas wafatnya Kang Moeslim. Dia adalah tokoh mengagumkan. Sosok intelektual Muhammadiyah yang dekat dengan NU. Ia telah mencerahkan kita tentang demokrasi yang radikal, demokrasi yang membela kaum tertindas dan terpinggirkan," ujarnya kepada Tribun.
Usman juga mengenang sosok Moeslim Abdurrahman, yang melalui caranya almarhum, memperkenalkan Teologi Islam Transformatif, bersama Kuntowijoyo dengan Ilmu Sosial Profetik.
Perdebatan yang pernah memeriahkan bibit-bibit pergerakan sosial di tahun 1990-an awal saat itu.
Buku-bukunya antara lain, Islam sebagai Kritik Sosial, Semarak Islam Semarak Demokrasi, dan Islam Transformatif.
"Kita akan mengenang dia sebagai salah satu dari sedikit pemikir Muslim yang memperjuangkan agar Islam bisa diwujudkan sebagai nilai-nilai kebajikan publik," ujar Usman Hamid.