Minggu, 24 Agustus 2025

Polisi Sulit Tembus Lokasi Bentrokan di Pulau Buru

Dalam bentrokan di Pulau Buru, Maluku, kemarin siang, Rabu (11/7/2012) polisi langsung bergerak setelah ada informasi kejadian tersebut. Polisi

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Polisi Sulit Tembus Lokasi Bentrokan di Pulau Buru
Banjarmasin Post/Aya Sugianto
Kawasan Hutan Tahura Gunung Maluau, Desa Bunglai, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalsel, keadaannya memprihatinkan dengan kerusakan lingkungan akibat kegiatan tambang emas tradisional, Kamis (27/5).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam bentrokan di Pulau Buru, Maluku, kemarin siang, Rabu (11/7/2012) polisi langsung bergerak setelah ada informasi kejadian tersebut. Polisi dan TNI langsung menuju ke lokasi untuk melerai bentrokan tersebut.

"Kesulitan di Maluku, saat kejadian tersebut kondisi sekitar lokasi sedang mengalami bencana banjir, sehingga jalan terputus dan menghambat petugas menuju TKP (Tempat Kejadian Perkara)," terang Kepala Bagian Penerangan Umum Polri, Kombes Pol Agus Riyanto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (12/7/2012).

Untuk mengamankan lokasi kejadian Polisi mengerahkan satu pleton pasukannya yang terdiri dari Shabara dan Brimob. Kemudian TNI pun ikut membantu supaya konflik bisa cepat diatasi.

"Langkah Polri dalam mengatasi permasalahan tersebut kita kerahkan satu pleton shabara, brimob, dibantu dengan TNI," jelasnya.

Untuk saat ini, polisi belum menetapkan satu tersangka pun dalam bentrokan berdarah yang merenggut empat nyawa dan satu lainnya luka akibat benda tajam. "Sementara belum, kita masih melaksanakan penyelidikan," ucapnya.

Lokasi kejadin memang cukup jauh dari lokasi perkotaan, sehingga sampai saat ini pihak Mabes Polri belum bisa melakukan komunikasi dengan anggota kepolisian yang berada di Pulau Buru. "Karena dari wilayah terdekat cukup jauh dan terhambat karena ada bencana," ujarnya.

Peristiwa bentrokan tersebut terjadi kemarin siang, Rabu (11/7/2012) sekitar pukul 13.30 WITA. Baku hantam antara dua kelompok tersebut berawal ketika puluhan warga dari Kecamatan Ambalau menyerang masyarakat adat yang ada di daerah Pulau Buru. Mereka membawa senjata tajam, parang, dan tombak dan langsung melakukan penyerangan.

Akibat bentrokan antar warga tersebut menurut Agus empat orang warga meninggal dunia akibat terkena benda tajam dan satu orang terluka. Empat orang meninggal diantaranya satu masyarakat Ambalau, satu masyarakat adat Pulau Buru, satu orang pendatang dari Tasikmalaya, dan satu orang pendatang asal Manado. Sementara yang terluka dari masyarakat Ambalau.

Peritiwa bentrokan berdarah tersebut merupakan kelanjutan dari bentrokan yang terjadi dua bulan lalu di daerah tersebut yang juga menimbulkan korban jiwa. Masalahnya dilatarbelakangi perebutan lahan karena dilokasi kejadian memiliki sumberdaya alam cukup tinggi berupa emas.

Masyarakat di sana mengklaim dan merasa itu miliki mereka, sehingga kelompok lain tidak senang dan akhirnya timbulah konflik yang memakan korban.

Klik Juga:

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan