Selasa, 26 Agustus 2025

DPR: Ada Pemain Besar Bisnis Uang Palsu

Banyaknya kasus peredaran uang palsu dan berulangnya kejadian ini diindikasikan ada pemain besar yang bermain dalam pembuatan, sekaligus

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto DPR: Ada Pemain Besar Bisnis Uang Palsu
SURYA/SUGIHARTO
Polda Jatim, Senin (25/7/2011), menunjukkan barang bukti uang palsu yang dicetak komplotan Agung Prayitno, Wahyu, Sokin, Agung Cilacap, Muji, dan Budi sejak Juli 2011. Mereka mencetak uang palsu Rp 950 juta dengan pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyaknya kasus peredaran uang palsu dan berulangnya kejadian ini diindikasikan ada pemain besar yang bermain dalam pembuatan, sekaligus peredaran uang palsu ini.

Demikian disampaikan anggota Komisi XI (Bidang Perbankan) DPR, Zaini Rahman, di Jakarta, Kamis (2/8/2012).

Menurut Zaini, maraknya peredaran uang palsu jelang Lebaran jelas merugikan publik, baik dari aspek ekonomi maupun psikologi.

Publik dihantui rasa takut menggunakan atau mendapatkan uang palsu. Dan yang paling merasakan akibat peredaran uang palsu tentu masyarakat kelas bawah.

Zaini mengatakan, banyaknya peredaran uang palsu ini menunjukan masih terdapat masalah serius dengan sekuritas rupiah.

"Dan persoalan ini harus diatasi secara komperehensif, tak terkecuali dengan melakukan penegakan hukum."

Bank Indonesia dan penegak hukum, kata Zaini, harus segera bekerja sama menangani masalah ini dari hulu hingga hilir. Zaini menduga ada pemain besar di balik bisnis uang palsu ini.

"Banyaknya peredaran uang palsu dan berulangnya kejadian ini diindikasikan ada pemain besar yang bermain dalam pembuatan sekaligus peredaran uang palsu ini. Harus diputus mata rantainya," ujar Zaini.

Ia mengingatkan, jika pihak-pihak terkait tidak mengatasi masalah ini dengan baik, maka peredaran uang palsu bisa berakibat serius pada inflasi di bulan Ramadan dan menjelang Lebaran tahun ini.
"Lagi-lagi, publik yang dirugikan," tukas politisi PPP itu.

Akhir-akhir ini, peredaran uang palsu marak terjadi. Satu di antaranya, seorang warga di Lamongan, Jawa Timur, menerima uang palsu senilai Rp 9 juta. 

Kejadian bermula saat warga itu menerima uang dari seseorang asal Surabaya yang membeli gabahnya. 

Semula, warga tersebut tidak curiga. Namun, saat hendak melakukan transaksi di bank, uang tersebut ditolak karena palsu.

Sekilas uang palsu itu serupa dengan aslinya. Tapi bila diteliti, warna uang pecahan Rp 100 itu berwarna merah kekuningan. 

KLIK JUGA:



Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan