Minggu, 21 September 2025

Muslim Rohingya: Kami Tak Boleh Puasa dan Salat

Mereka terpaksa lari meninggalkan tempat tinggalnya di negara bagian Rakhine Utara, Myanmar Barat karena tidak tahan menghadapi perlakuan

Editor: Dewi Agustina

Laporan Wartawan Tribun Medan, Liston Damanik

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengunjungi Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan untuk menjenguk 26 pengungsi Muslim Rohingya, Kamis (2/8/2012).

Mereka terpaksa lari meninggalkan tempat tinggalnya di negara bagian Rakhine Utara, Myanmar Barat karena tidak tahan menghadapi perlakuan diskriminatif dan tindakan kekerasan.

Di Rudenim, Rahudman mendengar penuturan seorang warga Muslim Rohingya, Muhammad Jamin yang kabur bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil.

"Kami diperlakukan sangat diskriminatif. Tidak boleh meninggalkan wilayah tempat tinggal kami. Sudah itu kami juga diperlakukan seperti kuli, setiap harinya disuruh kerja. Jika itu tidak dilaksanakan, kami mendapatkan tindak kekerasan. Di bulan puasa, kami tidak diperkenankan puasa dan melaksanakan salat," kata Jamin sambil terisak.

Pria yang mengaku beberapa tahun bekerja di Malaysia sehingga fasih berbahasa Melayu ini pun membawa istri dan keluarganya mengungsi. Dengan menggunakan perahu, mereka bersama beberapa warga Muslim Rohingya lainnya nekat menyeberangi lautan yang ganas sampai akhirnya tiba di Belawan.

Setelah di Belawan, mereka pun menyerahkan diri kepada pihak imigrasi agar diberi perlindungan.

"Kami minta perlindungan di negara ini. Kami sudah tidak tahan lagi menerima perlakuan diskriminatif dan tindak kekerasan di tempat asal kami. Kami sudah tidak punya apa-apa lagi, saudara-saudara kami sudah dibantai semua sebulan lalu," paparnya terisak.

Saat Jamin menuturkan kisahnya yang memilukan itu, baik istri maupun rekan-rekannya yang lain juga menyiratkan rona wajah sedih. Hanya saja rasa sedih itu tak bisa disampaikan dengan kata-kata, sebab istri maupun rekan-rekan Jamin tak satu pun yang bisa berbahasa Melayu.

Menurut Jamin, jumlah mereka yang mengungsi dan saat ini berada di Rudenim Belawan 26 orang, 16 pria dan 5 wanita, selebihnya anak-anak.

"Jadi kita sekarang menunggu apa yang akan diputuskan oleh pemerintah Indonesia. Apapun yang diputuskan nanti pasti kita terima," ungkapnya.

Rahudman yang berkunjung bersama Wakil Wali Kota Dzulmi Eldin serta Plt Kepala Rudenim Belawan P Sinaga mengatakan, kunjungan ini dilakukan untuk mengecek kondisi para pengungsi Muslim Rohingya. Sebagai kepala pemerintahan di Kota Medan, dia akan mencoba memberikan sedikit perhatian melalui Kepala Rudenim Belawan, terutama bagi yang sedang menjalankan ibadah puasa.

"Saya sangat prihatin. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala Imigrasi yang telah memfasilitasi dengan baik. Mudah-mudahan ini segera dibawa ke forum yang lebih resmi. Minimal mereka selama berada di sini, kita bantu dan tangani dengan baik," harapnya.

Selain 26 pengungsi Muslim Rohingya, masih ada warga negara lainnya yang berada di Rudenim Belawan seperti Warga Negara Afghanistan sebanyak 51 orang, Myanmar (65 orang), Sri Lanka (8 orang), Bangladesh (2 orang), Somalia (4 orang), Afrika (1 orang) dan Irak (1 orang).

Baca Juga:

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan