Selasa, 26 Agustus 2025

Pengamat: Capres Alternatif Perlu Diberi Ruang

Partai politik diharapkan membuka ruang hadirnya pemimpin alternatif dalam Pilpres 2014 mendatang. Tantangan bangsa yang makin besar di

Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Pengamat: Capres Alternatif Perlu Diberi Ruang
int
ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Partai politik diharapkan membuka ruang hadirnya pemimpin alternatif dalam Pilpres 2014 mendatang.  Tantangan bangsa yang makin besar di masa mendatang, bangsa ini membutuhkan pemimpin yang memiliki energi besar.

"Bangsa ini membutuhkan energi. Kalau (pemimpinnya, Red) sudah tua ya ngos-ngosan. Seharusnya, partai politik member lampu hijau kepada figur-figur alternatif," ujar Siti Zuhro, Kamis (2/8/2012).

Dikatakan, alangkah baiknya, pemimpin alternatif mendatang berumur sekitar 50 tahunan. "Bukan yang di atas 60 tahun apalagi 70 tahunan," kata Siti menyarankan.

Bila tetap memunculkan figur lama, bisa jadi akan dihukum masyarakat.

"Masyarakat tidak akan memilihnya. Tokoh-tokoh yang sudah gagal di pilpres sebelumnya sadar diri. Kalau sudah mencalonkan dan tidak laku sebaiknya bercermin, bukan berpikiran kalau tidak sekarang kapan lagi," katanya.

Dalam polling itu dimunculkan sejumlah capres alternatif. Hasilnya politisi Golkar Priyo Budi Santoso berada di posisi teratas, dengan (21,11 persen). Diikuti Puan Maharani (16,94 persen), Pramono Anung (13,06 persen), Sandiaga Uno (10,97 persen), Dahlan Iskan (10,95 persen), Mahfud MD (10,68 persen).

Survei lain yang dilakukan Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) juga memunculkan capres alternatif, seperti Surya Paloh dengan elektabilitas mencapai 1,4 persen, Sultan Hamengku Buwono (0,9 persen),  Dahlan Iskan (0,9 persen) dan Hatta Rajasa (0,7 persen).

Pengamat politik Gun Gun Heryanto menyatakan, figur alternatif otensial untuk Pilpres 2014. Namun sayang, kemunculan para figur ini terhambat karena aturan partainya sendiri.

"Soal Capres 2014, kalau partai-partai terutama partai menengah dan besar itu lebih terbuka, maka kemungkinan besar masuknya nama figur alternatif ke dalam bursa pencalonan presiden 2014 akan makin banyak," katanya.

Feodalisme, katanya lagi, merujuk kepada senioritas yang tidak memungkinkan figur alternatif bergerak bebas. Sementara oligarkis, katanya lagi,  membuat keputusan mengenai pencapresan hanya diputus segelintir elite.

"Saatnya mereka diberi endorsement untuk menjadi aktor-aktor yang bertarung dalam bursa Capres 2014. Jadi, orang seperti Puan Maharani, Priyo Budi Santoso, Pramono Anung, Anis Matta, bisa mulai diproyeksikan untuk regenerasi kepemimpinan nasional. Irman Gusman juga bisa saja didorong. Kepala-kepala daerah yang sukses juga figur-figur di luar parpol yang punya visi kebangsaan dan kenegaraan, bisa saja disosialisasikan didorong," tandasnya.

Ayo Klik:

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan