Pembantaian Rohingya di Myanmar
Hujan, JK Tetap Masuk Rakhine Bertemu Etnis Rohingya
Meskipun diguyur hujan, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) HM Jusuf Kalla (JK) tetap masuk wilayah konflik Rakhine.
Editor:
Sugiyarto

Laporan wartawan Tribun Timur, Ilham
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR -Meskipun diguyur hujan, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) HM Jusuf Kalla (JK) tetap masuk wilayah konflik Rakhine yang belakangan ini ramai diberitakan di berbagai media internasional dan di tanah air, Rakhine, Myanmar, Sabtu (11/8/2012).
Media Officer JK, Husain Abdullah mengatakan, sekitar pukul 09.00 pagi, JK mendarat di Switte ibu kota Rakhine didampingi langsung Union Minister Myanmar, Letnan General. Thein Htay.
JK juga membawa rombongan, diantaranya Dubes RI untuk Myanmar, Sebastianus Sumarsono, Asisten Sekjen OKI Atta Abdul Mannan, Ketua Red Crescent Qatar, Mohammed Ghanim Al Madeed, mantan juru runding Aceh, Hamid Awaludin.
Menurut Uceng yang mendampingi JK, JK dan rombongan lalu bergerak ke kantor pemerintah otoritas Rakhine untuk mendapatkan gambaran situasi terakhir di wilayah konflik tersebut.
Presentasi disampaikan oleh Union Minister Myanmar, Letnan General. Thein Htay, menegaskan kekerasan sudah tidak terjadi lagi. Dan pihak keamanan setempat sudah melakukan penegakan hukum dan terus melakukan upaya perdamaian dengan mempertemukan komunitas muslim dan budha, yang sempat terlibat aksi kekerasan yang dipicu oleh pemerkosaan terhadap seorang perempuan setempat.
"Setelah mendapat penjelasan lengkap JK langsung turun ke apangan, di bawah guyuran hujan JK mengunjungi kamp pengungsi kedua belah pihak budha dan islam tanpa membeda bedakan suku dan agama. Di depan umat budha yang juga melakukan pengungsian, JK menyampaikan bahwa kedatangan untuk membantu kedua pihak yang bertikan agar sekaligus dapat hidup kembali secara damai dan harmoni," kata Uceng sapaan Husain Abdullah kepada Tribun Timur via blackberry messengernya, Sabtu (11/8/2012)
"Suasana mengharukan ketika JK mengunjungi salah satu lokasi pengungsi islam di switte yang dihuni sekitar 14 ribu pengungsi. Ribuan pengungsi keluar dari tenda tenda menyambut kedatangan JK, tanpa memperdulikan guyuran hujan lebat. Sepanjang jalan yang dilalui JK menuju pusat pengsian etnis Rohingya yang oleh pemerintah Myanmar disebut etnis Benggali, mereka menyapa dengan ucapan Assalamu Alaikum," Dosen Hubungan Internasional Universitas Hasanuddin (Unhas) ini menambahkan
Di hadapan ribuan pengungsi muslim, lanjut Uceng yang juga Dirut Celebes TV ini, JK mendengarkan keluhan mereka selama di lokasi pengungsian yang masih membetuhkan beberapa bantuan terutama karena Myanmar sedang memasuki musim hujan. Setelah melakukan peninjauan di lokasi pengungsi dua kelompok yang bertikai.
JK melakukan pertemuan dengan petinggi petinggi Myanmar untuk mengkonsolidasikan bantuan kemanusiaan bagi kedua belah pihak. Menurut Uceng lagi, Pemerintah Myanmar diwakili Menteri Union Myanmar LtGen Thein Htay, mengatakan pemerintahannya siap bekerjasama dengan pihak luar untuk segara mengatasi para pengungsi termasuk pengungsi muslim. Pihaknya juga telah menyiapkan lokasi pemukiman yang lebih baik dari pada sebelumnya.
Pemerintah Myanmar juga mempersilahkan bantuan asing termasuk Palang Merah untuk melakukan aksi kemanusiaan terutama untuk membangun pemukiman semi permanen dan permanen bagi pengngsi. Pemerintah Myanmar juga bersedia membuat MOU dengan pihak PMI dan OKI agar seluruh bantuan bisa tersalur dengan baik.
"Misi kemanusiaan JK kali ini, sungguh heroik karena di saat banyak pihak merasa kesulitan menembus Myanmar, justru JK berhasil membuka akses dan mendapat sambutan luar biasa dari Presiden Myanmar yang memberi kesempatan kepada JK dan rombongan untuk meninjau langsung ke lokasi. Bahkan JK dikawal secara khusus oleh Menteri Union yang menangani bidang pembangunan dan perbatasan Myanmar," ujar Uceng
Keberhasilan JK menembus pusat konflik di Myanmar, menjadi pembuka jalan bagi masuknya bantuan dari berbagai pihak ke wilayah tersebut. Sebab sebelum ada kesan Myanmar sangat tertutup. Namun setelah kehadiran JK yang nota bene berasal dari negara muslim terbesar di Indonesia yang memang telah lama menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia, maka semuanya menjadi cair.
Lebih lanjut kata Uceng, menurut JK Myanmar dan Indonesia adalah dua negara sahabat lama, dan Myanmar bersama India adalah dua negara yang pertama tama mengakui kemerdekaan Indonesia. Tetapi satu hal yang membuat JK dipercaya untuk masuk ke Rakhine, karena JK mengusung semangat universal netral demi kemanusiaan. (Ilo) (*)
BACA JUGA: