Gaji Tak Dibayar Buruh Mengamuk Kejar Direktur PDKS
Sebanyak 200-an buruh mengamuk dan merusak Kantor Pusat Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS) akibat gaji yang tak kunjung dibayar.
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SINABANG - Konflik buruh dan perusahaan meledak di Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh. Sebanyak 200-an buruh mengamuk dan merusak Kantor Pusat Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS) akibat gaji yang tak kunjung dibayar. Buruh bersama anggota keluarga masing-masing--dengan bersenjatakan batu dan kayu--sempat mengejar Direktur PDKS, H Aliuhar SP ke rumahnya. Namun aksi anarkis itu mampu dicegah pihak keamanan.
Amuk buruh PDKS yang bergerak di sektor perkebunan sawit tersebut berawal sejak Senin (13/8/2012) pagi ketika ratusan buruh secara bergelombang menuju ke Kantor Pusat PDKS di Sinabang, ibu kota Kabupaten Simeulue. Mereka sabar menunggu pembayaran gaji selama tiga bulan yang sudah dijanjikan manajemen. Nyatanya, hingga menjelang buka puasa, janji itu tak ada tanda-tanda akan direalisasikan.
Entah siapa yang memulai, tiba-tiba buruh mengamuk. Mereka mengobrak-abrik seluruh ruangan kantor PDKS bahkan satu unit mobil operasional perusahaan jenis Taft Rocky BL 306 SA juga jadi sasaran amarah.
"Kami datang dari lokasi kebun PDKS, sejak Senin pagi, mau ambil gaji, tapi sepertinya tidak jelas. Terakhir yang kami dengar hanya karyawan tetap saja yang dibayar gaji," kata Imam, karyawan lokal PDKS dari Kebun I Teluk Dalam, kepada wartawan di lokasi aksi.
Hingga malam harinya, amuk buruh semakin memanas. Mereka mendobrak pintu dan melempari kaca kantor untuk menemui Direktur PDKS, H Aliuhar SP yang saat itu sedang mengawasi pembayaran gaji karyawan tetap. Beruntung, sang direktur lolos dari kepungan buruh karena diselamatkan aparat berwajib yang mengawal proses pembayaran gaji.
Mengetahui Aliuhar telah kabur dari Kantor PDKS, buruh dan karyawan lokal semakin beringas. Mereka menghancurkan dan mengobrak-abrik ruang kerja direktur dan seluruh peralatan yang ada di setiap ruangan kantor. Bahkan satu unit mobil dinas operasional PDKS ikut dihancurkan.
Tak cukup sampai di situ. Buruh bersama istri dan anak-anak mereka yang telah mempersiapkan batu dan kayu mengejar Aliuhar ke rumahnya di perbatasan Desa Air Dingin dan Desa Suak Buluh. Namun di perjalanan, Kapolres Simelue AKBP Parluatan Siregar berhasil meredam emosi massa.
Di tengah kondisi yang semakin tak karuan, buruh berteriak-teriak agar gaji mereka dituntaskan malam itu juga. Jika urusan gaji tidak tuntas, mereka bertekad tidak akan pulang.
"Kesabaran kami benar-benar telah habis. Bayangkan, selama gaji kami tidak dibayar, terpaksa kami cari rotan dan jual sayur mayur," kata Iman dibenarkan rekan-rekannya yang mengaku setiap bulan digaji pokok Rp 1.300.000.
Aksi buruh ke Kantor PDKS sejak Senin hingga tercapai kesepakatan pada dini hari, Selasa (14/8/2012) dikawal oleh 120 personel Polres Simeulue dan 1 SST TNI yang diturunkan Kodim.
Pantauan Serambi (Tribun Network), Selasa (14/8/2012), pecahan kaca kantor masih berserakan di mana-mana, begitu juga satu unit mobil yang turut jadi sasaran amukan massa masih terguling di lokasi. Hingga siang kemarin tidak ada aktivitas apapun di Kantor Pusat PDKS di Jalan Tgk Di Ujung, Desa Air Dingin, Simeulue Timur. Dua orang yang sepertinya karyawan terlihat hanya duduk-duduk di depan kantor.(c48/ant/nas)
Baca Juga: