Kerusuhan Sampang
Konflik Sampang dan Teroris Solo Tugasnya Ulama
Pengamat Politik Hermawan Sulistyo mengatakan, konflik yang terjadi antara dua mazhab yang berbeda di Sampang, Madura, Jawa Timur
Penulis:
Imanuel Nicolas Manafe
Editor:
Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Hermawan Sulistyo mengatakan, konflik yang terjadi antara dua mazhab yang berbeda di Sampang, Madura, Jawa Timur dan adanya kelompok teroris lama dari Filipina adalah tugas dari Ulama untuk meredam potensi tersebut.
"Kasus Sampang dan Solo berbasis keyakinan keagamaan, ini bukan konflik agama, tetapi apa yang baik dan buruk yang melibatkan Tuhan. Nah ini tugas ulama," kata Hermawan dalam dialog Polemik bertajuk "Kekerasan dan Komnas HAM" yang digelar di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (1/9/2012).
Tidak hanya Ulama saja, kata Hermawan, para pendidik dan pemerintah tentu memiliki andil besar dari tugas dan fungsi mereka masing-masing untuk mengatasi adanya konflik berbasis keyakinan ini.
Jika ketiga unsur ini tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, maka, kata Hermawan, akhirnya aparat kepolisian yang harus turun tangan mengatasi persoalan yang menurutnya sudah menjadi sampah itu.
"Kalau pemerintah tidak merata memberikan kesejahteraan, ulama cari duit dan pendidiknya juga sibuk ini-itu, apalagi DPR juga sibuk urus anggaran, lalu polisi justru disuruh ngurus sampahnya," kata Hermawan.
Untuk itu, Hermawan menegaskan, baik pemerintah, tokoh agama, pendidik dan masyarakat harus mengembalikan tugas dan fungsinya masing-masing untuk menangkal konflik dan tindakan terorisme berbasis agama dan keyakinan.
Baca Juga: