Kesehatan
Bertukar Makan dengan Teman Potensial Tukak Lambung
Bertukar makanan dengan orang lain berpotensi ketularan penyakit tukak lambung atau gangguan pencernaan.
Penulis:
Agustina Rasyida
Editor:
Agung Budi Santoso
-depan.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Gangguan saluran pencernaan cukup sering dikeluhkan dan menjadi masalah kesehatan banyak orang. Kondisi ini mengindikasikan pendarahan saluran perncernaan akut atau kronis. Dengan tanda-tanda seperti perut melilit, sembelit, atau buang air besar berwarna gelap. Jika hal tersebut merambah ke organ lain, kesehatan kita akan terancam. Dr Chaidir Aulia, SpPD KGEH FINASIM selaku Ketua PAPDI JAYA, Komisariat Wilayah Selatan mengatakan, penyebab pendarahan saluran cerna bagian atas dikarenakan pecah varises esophagus dan non varises seperti tukak peptikum (tukak duodenum dan tukak gaster). Tukak peptikum atau tukak lambung disebabkan karena adanya kerusakan pada mukosa lambung atau usus dua belas jari, akibat asam lambung yang normalnya ada di dalam lambung pada proporsi tertentu. Bisa juga disebabkan infeksi Helicobacter Pylori yang mungkin ditularkan dari orang lain melalui makanan, air yang terkontaminasi, penggunaan obat seperti aspirin atau obat-obat anti inflamasi non steroid (NSAID) yang dapat merusak dinding lambung dan stres. Jika kita mengalami muntah darah hitam di mana darah yang keluar bercampur dengan asam lambung (hematemesis) dan buang air besar yang kehitaman (melena), itu artinya kita telah mengalami gelaja tukak peptikum. "Pada pendarahan tukak peptikum dapat dilakukan pemeriksaan penunjang dengan alat endoskopi (gastroskopi) sehingga luka atau sumber perdarahan dapat dideteksi dan dihentikan dengan hemoklip," ujar dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Pondok Indah tersebut. Bila terdapat "alarm symptom" seperti turunnya berat badan, anemia, hematemesis, melena, atau pasien berusia di atas 45 tahun dapat langsung ke dokter spesialis penyakit dalam atau gastroenterologi. "Tetapi pada sebagian besar kasus dispepsia atau maag dengan gejala nyeri ulu hati, mual, muntah, cepat kenyang, dan kembung, pengobatan dapat dilakukan dengan empirik terapi dari golongan antasida sampai golongan Proton Pump Inhibitor (PPI), selama 4-6 minggu," tandasnya. (Agustina N.R)