Kerusuhan Sampang
Anggota Komisi III Tegur Kapolda Jatim
emaparan Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Hadiatmoko soal kasus Sampang, Jawa Timur, dianggap bernada tak serius, berujung teguran.
Penulis:
Y Gustaman
Editor:
Gusti Sawabi
lihat foto
Warta Jateng/Damianus Bram
Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo tiba di Mapolres Solo, Sabtu (1/9/2012) untuk berkoordinasi terkait terjadinya penangkapan teroris oleh Densus 88 pada Jumat (31/8/2012) malam. Warta Jateng/Damianus Bram
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemaparan Kapolda Jawa Timur Irjen Polisi Hadiatmoko soal kasus Sampang, Jawa Timur, dianggap bernada tak serius, berujung teguran. Hal itu terjadi ketika Hadiatmoko mengemukakan pemaparan di depan Komisi III DPR RI, Jakarta, Senin (3/9/2012).
"Kepada Kapolda Jatim tolong sampaikan hal-hal yang urgent saja. Jangan banyak bercanda," ujar Sudding di tengah rapat. Kala itu Hadiatmoko menjelaskan bahwa banyak pengungsi suami istri di GOR Sampang gelisah karena tidak bisa melakukan hubungan suami istri.
Dalam pemaparan di ruang Komisi III, Hadiatmoko juga menjelaskan bahwa soal Sampang bukan perkara konflik antara Muslim Syiah dan Sunni, tapi murni soal asmara. "Ini murni karena Halimah, jika secara sekilas maka akan terlihat seperti Manohara,"ujar Hadiatmoko yang disambut gelak tawa seisi di ruang rapat komisi III.
Mengetahui anak buahnya ditegur Suding di tengah rapat, Kapolri Jenderal Timur Pradopo menanggapinya dengan santai. Dengan nada rendah dan tegas, Timur meminta maaf jika tadi yang disampaikan paparan dari Kapolda Jatim dianggap bercanda. Menurut dia, itu bukan maksud tak serius tapi mengurangi suasana tegang.
Jenderal Timur mengatakan jika Kapolda Jatim merupakan komandan blanten. Artinya tokoh yang memiliki perilaku supel dan bisa diterima.
"Pak Kapolda Jatim itu yang pertama ditokohkan sebagai komandan blanten. Maksudnya memiliki perilaku supel dan bisa diterima. Mudah-mudahan blanten bukan preman," tandasnya.
