Penembakan Solo
Farhan Punya Hubungan Emosional dengan Jaringan Teroris
Terduga teroris Farhan cs sebetulnya tidak terkait dengan sejumlah kasus teror yang terjadi di Tanah Air. Ia membuat kelompok sendiri
Penulis:
Adi Suhendi
Editor:
Anwar Sadat Guna

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terduga teroris Farhan cs sebetulnya tidak terkait dengan sejumlah kasus teror yang terjadi di Tanah Air. Ia membuat kelompok sendiri setelah pulang dari Filipina dan termasuk orang baru dalam aksi teror.
Meskipun demikian, Farhan yang merupakan anak tiri Abu Umar, seorang teroris yang memasok senjata dari Filipina ke Indonesia, mempunyai kaitan dengan pelaku-pelaku teror sebelumnya sehingga saat mendengar kabar banyak pentolan teroris ditangkap, muncullah rasa marah pada dirinya terhadap polisi yang melakukan penegakan hukum.
"Kalau dilihat dari jaringannya, ini (Farhan cs) adalah baru dari pengungkapan peristiwa ini. Kita belum melihat keterlibatan mereka dari peristiwa sebelumnya. Tapi di antara mereka memang memiliki keterkaitan emosional yang cukup erat dengan jaringan yang sebelumnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (3/9/2012).
Menurut Boy, kelompok Farhan boleh dibilang merupakan afiliasi dari kelompok Hisbatullah dan beberapa kelompok yang selama ini sudah terungkap.
Sebetulnya, kelompok Farhan memiliki nama tersendiri, tetapi pihak kepolisian belum mengetahui nama kelompoknya. "Mereka ada namanya juga, ini yang kita coba cari tahu lebih jauh," ucapnya.
Kemudian, Farhan pun memiliki hubungan dengan pelaku teror yang sudah ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri sebelumnya.
Farhan pun memiliki hubungan dengan Sigit Qurdowi yang merupakan Amir (kepala) Tim Hisbah dan diduga menjadi pemasok senjata dan bahan pembuatan bom ke jaringan Cirebon.
"Hubungan yang sebelumnya dengan kelompok Sigit Qurdowi yang pernah dilakukan penangkapan dan terjadi tembak menembak setahun lalu," ungkap Boy.
Seperti diketahui dalam aksi baku tembak di Jalan Veteran, Surakarta, Jumat (31/8/2012) malam. Dalam penyergapan tersebut anggota Densus 88 Bripda Suherman tewas terkena tembakan teroris, sementara anggota terori Farhan dan Mukhsin pun tewas diterjang peluru petugas.
Satu orang komplotan teroris berinisial B kini menjalani pemeriksaan setelah ditangkap tadi malam. Pelaku teror yang dibekuk tersebut terlibat dalam sejumlah aksi teror di Solo. Sebelumnya menjelang Lebaran, Solo dua kali mendapatkan teror secara berturut-turut.
Peristiwa pertama, Jumat (17/8/2012) dini hari terjadi aksi tembakan membabi buta. Dua orang dengan menunggangi satu sepeda motor melakukan penembakan ke arah Pospam 05 yang digunakan untuk Operasi Candi Ketupat (OCK) 2012 yang terletak di Serengan, Solo. Akibat penembakan tersebut dua polisi mengalami luka tembak.
Kemudian pada Sabtu (18/8/2012) pukul 23.32 WIB terjadi pelemparan granat terhadap Pos Pengamanan Lebaran di Pos Gladag, Solo.
Aksi teror tersebut dilakukan dua orang tak dikenal dengan berboncengan melempar granat ke arah pos pengamanan Lebaran yang berlokasi di bundaran Gladag, di Jalan Jenderal Sudirman, Solo.
Belum juga terungkap dua kasus teror tersebut, Kamis (30/8/2012) malam sekitar pukul 21.00 WIB kembali terjadi aksi penembakan terhadap anggota kepolisian yang sedang berjaga di Pos Polisi Singosaren akibat satu anggota polisi terluka dan satu tewas akibat diterjang peluru pelaku penembakan.
KLIK JUGA: