Penembakan Solo
Mukhsin Dikenal Cerdas dan Taat Beribadah
Terduga teroris Mukhsin Sanni Permadi (19), yang tewas ditembak Densus 88 Antiteror di Solo, lahir di sebuah rumah sederhana Gang Haji Latif
Penulis:
Wahyu Aji
Editor:
Anwar Sadat Guna
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terduga teroris Mukhsin Sanni Permadi (19), yang tewas ditembak Densus 88 Antiteror di Solo, lahir di sebuah rumah sederhana Gang Haji Latif No 26, RT 03/RW 03, Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ayah pria kelahiran 30 Juli 1992 ini, Muslim Sanni Assidiqie (49), mengungkapkan bahwa anak kedua dari tiga bersaudara tersebut dikenal pendiam dan rajin beribadah.
Muchsin pun sempat berkeinginan membuka usaha ikan di daerah Banten. Hal itu diutarakan Mukhsin saat bertemu sang ayah di Jakarta beberapa hari sebelum dia memulai aksinya tersebut.
"Dia (Mukhsin) bilang mau usaha ikan di daerah Banten, katanya temannya sudah punya lapak di Banten dan tinggal pakai saja," kata Muslim kepada wartawan di rumahnnya, Senin (3/8/2012).
Muslim sempat syok saat mengetahui informasi anaknya meninggal karena diduga terlibat jaringan teroris Solo. Menurut Muslim, anak yang dulu pernah sekolah di SDN 11 Batu Ampar dan SMPN 126 Condet ini merupakan anak yang berprestasi dengan nilai akademik yang cukup memuaskan.
"Saya tidak menyangka. Dia anaknya yang cerdas begini, tapi diduga teroris," ujarnya.
Sebelumnya, Muchsin bersama rekannya Farhan ditembak mati Densus 88 Antiteror Polri di Solo pada Jumat (31/8/2012) lalu. Jasad keduanya kini berada di RS Polri Kramat Jati menunggu hasil otopsi.
BACA JUGA: