Rabu, 24 September 2025

Penembakan Solo

Perlakuan kepada Terpidana Koruptor Lebih Manusiawi

Para terpidana kasus terorisme menurut Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay tidak seistimewa para tahanan korupsi.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Perlakuan kepada Terpidana Koruptor Lebih Manusiawi
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Kerabat berdoa di kuburan terduga teroris Solo di tempat pemakaman umum (TPU) Pondok Rangon Jakarta Timur, Jumat (7/9/2012). Farhan Mujahid dan Muchsin Sanny Permadi tewas ditembak tim Densus 88 di Solo yang diduga menjadi pelaku penembakan pos Polisi. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para terpidana kasus terorisme menurut Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay tidak seistimewa para tahanan korupsi. Menurutnya, para pelaku terorisme lebih sering diacuhkan.

"Saya pernah ketemu Abu Bakar Ba'asyir. Waktu itu saya minta polisi untuk berikan obat kepada dia. Beda dengan koruptor yang langsung dikasih obat dan bisa ke rumah sakit," kata Saleh saat dialog Polemik bertajuk "Teror Tak Kunjung Usai" yang digelar di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9/2012).

Hal inilah, menurut Saleh yang membuat kecemburuan dan justru membuat banyak kelompok yang ingin melakukan 'balas dendam' terhadap aparat kepolisian akibat perlakuan tersebut.

"Kalau seperti itu polanya nanti banyak yang ingin menjadi teroris," kata Saleh.

Saleh menambahkan, seharusnya polisi menyadari, bahwa aksi teror di Solo, Jawa Tengah merupakan aksi balas dendam terhadap aparat kepolisian.

"Mungkin saja itu karena perbuatan polisi tersebut kurang menyenenangkan. Misalnya asal tembak saja," ucap Saleh.

Klik:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan