Rasa Gosong Soto Balung Itu Hmm Sedapnya
Soto balung, Mendengar namanya bisa dibayangkan bahwa ini merupakan sajian makanan tradisional soto, namun dengan isian balungan (tulang).
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Soto balung, Mendengar namanya bisa dibayangkan bahwa ini merupakan sajian makanan tradisional soto, namun dengan isian balungan (tulang).
Namun, nyatanya Soto Balung khas restoran di Art Gallery Saptohoedojo ini bukan sekedar soto yang isinya balungan. Menu kreasi Sekarlangit Saptohoedojo ini merupakan kombinasi tomyam dengan soto yang menghasilkan cita rasa asam, pedas, asin yang menyegarkan.
Selayaknya karya seorang seniman, Soto Balung ini juga disajikan dengan cita rasa seni yang tinggi. Jika pada menu soto standar hanya disajikan di atas mangkuk biasa, Soto Balung ini disajikan di atas kayu lawasan yang telah dibakar sebelumnya. Bayangkan saja, menikmati soto sekaligus menikmati satu karya seni kuliner yang menarik.
Pengelola Art Gallery dan Restoran Saptohoedojo, Leni Alfiani S menuturkan bahwa Soto Balung ini merupakan ikonnya Saptohoedojo. Dan dibuat secara detail oleh Sekarlangit Saptohoedojo, mulai dari bahan-bahan yang digunakan, cara pengolahan hingga cara penyajiannya.
Dalam satu set menu Soto Balung, konsumen akan mendapatkan satu mangkok sup berisi potongan daging ayam berikut tulangnya, jamur, cabe gemuk utuh yang kesemuanya itu dibakar telebih dulu sebelum dimasukkan ke dalam kuah khusus soto balung yang segar.
Dan yang membuat istimewa masakan ini adalah rasa gosong-gosong sisa bakaran dari bahan-bahan utamanya tadi. Dipadukan dengan kuah mirip tomyam yang segar. "Awalnya sempat pesimis, apakah orang Yogya yang suka makanan manis bisa menerima menu yang rasanya campur-campur semacam ini, pedas, asam, dan asin," ungkap Leni Alfiani kepada Tribun Jogja.
Ternyata, lantaran banyaknya pendatang di kota Yogya, minat masyarakat terhadap cita rasa kuliner juga mulai mengalami pergeseran. Terbukti masyarakat Yogya bisa menerima berbagai menu masakan dari berbagai daerah baik lokal maupun asing.
Selain cita rasanya yang unik, Soto Balung juga disajikan dengan citarasa seni yang tinggi. Sekarlangit Saptohoedojo yang seorang seniman menjadikan soto balung ini sebagai satu karya seninya, hanya saja dengan media makanan.
Lihat saja, satu set soto balung yang disajikan di atas rak kayu tadi masih dilengkapi dengan hot plate yang berisi ketupat, tempe mendoan dan tahu bacem. Pada rak bagian bawah, Sekarlangit yang akrab disapa Sikka ini meletakkan selembar daun pisang dan menata sendok garpu di atasnya. Jadilah satu set menu masakan yang enak dan sangat artistik.
Belum lagi ditambah dengan minuman Wedang Godhong yang juga menjadi minuman andalan di Saptohoedojo. Segelas wedang godhong yang komposisinya hampir sama dengan wedang uwuh khas Imogiri, disajikan dengan lilitan daun pada bagian luas gelas, dan ditambahkan bungan kamboja berwarna merah cantik.
Sepintas, nuansa kuliner tropis sangat terasa kental dalam sajian yang satu ini. "Ini kan rumah seni, jadi setiap menunya juga disajikan dengan seni," ujar Leni.
Untuk mencicipi set menu soto balung ini, pengunjung cukup menyiapkan budget Rp 30 ribu. Terhitung murah untuk hidangan istimewa lengkap dengan pengalaman seni saat bertandang ke rumah seni ini.
Di samping itu, restoran Saptohoedojo juga menyediakan berbagai menu internasional antara lain western food, chinese food, dan indonesian food yang lainnya, serta menu vegetarian. Sebab, diakui Leni bahwa 60 persen tamu di restorannya adalah wisatawan.