Senin, 13 Oktober 2025

Apakah Anak Kecil Boleh Diet? Ini Penjelasan Dokter Cara Aman Atasi Obesitas Anak

Fenomena anak-anak dengan berat badan berlebih kini semakin sering dijumpai

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-inlihat foto Apakah Anak Kecil Boleh Diet? Ini Penjelasan Dokter Cara Aman Atasi Obesitas Anak
net
ILUSTRASI ANAK OBESITAS - Anak dengan pipi tembam dan tubuh berisi sering kali dianggap lucu dan sehat.  Tapi di balik anggapan itu, bisa jadi tersimpan tanda-tanda obesitas yang berisiko pada kesehatan jangka panjang

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anak dengan pipi tembam dan tubuh berisi sering kali dianggap lucu dan sehat. 

Tapi di balik anggapan itu, bisa jadi tersimpan tanda-tanda obesitas yang berisiko pada kesehatan jangka panjang.

Fenomena anak-anak dengan berat badan berlebih kini semakin sering dijumpai. 

Tak sedikit orang tua yang merasa bingung, apakah anaknya benar-benar obesitas, atau hanya sedang berada di fase pertumbuhan.

Certified Obesity & Weight Management Consultant dr. Guadelupe Maria Melissa menegaskan, penanganan obesitas pada anak tidak boleh dilakukan dengan metode diet ekstrem.

“Kalau untuk anak-anak, yang pertama itu kita tidak akan mentargetkan berapa kilo yang harus turun. Dari pertama kita akan hitung dari grafik obesitas yang memang ada di Centers for Disease Control and Prevention (CDC),” jelas dr. Melissa dalam acara Press Conference LIGHTweight Challenge 2025 di Jakarta Selatan, Sabtu (10/10/2025).

Baca juga: Generasi Alpha Berisiko Kurang Gerak, Kurang Gizi, atau Justru Obesitas

Menurutnya, grafik CDC (Centers for Disease Control and Prevention) digunakan untuk menilai proporsi berat badan anak berdasarkan usia dan tinggi badan. 

Dengan cara ini, dokter dapat menilai apakah seorang anak termasuk dalam kategori berat badan normal, berisiko obesitas, atau sudah mengalami obesitas.

Namun, dr. Melissa menekankan bahwa tujuan utama bukan menurunkan berat badan secepat mungkin.

Melainkan membentuk pola makan yang sehat dan berkelanjutan.

"Kita hanya mengajarkan lapar dan kenyang. Jadi kapan anak itu makan, kapan anak itu stop makan. Kita tidak boleh sampai kelaparan atau tidak boleh sampai kekenyangan,” ujarnya.


Pendekatan ini dikenal sebagai mindful eating for kids, yaitu membantu anak-anak mengenali sinyal tubuhnya sendiri. 

Anak belajar bahwa makan bukan pelarian dari bosan atau stres, tetapi bentuk perhatian pada tubuh.

Selain itu, dr. Melissa dan tim juga mengedukasi anak-anak dengan metode yang mudah dipahami, yaitu konsep “lampu lalu lintas makanan”.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved