Warga Takut Sentuh Bebatuan Purbakala
Adi Suwito (56), salah seorang warga Dusun Butuh, Pulutan, Wonosari menjelaskan masyarakat tidak tahu menahu terkait adanya situs purbakala
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Agung Ismiyanto
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Adi Suwito (56), salah seorang warga Dusun Butuh, Pulutan, Wonosari menjelaskan masyarakat tidak tahu menahu terkait adanya situs purbakala di daerah mereka. Mereka menganggap keramat tumpukan batu yang berada di bawah pohon tekik tersebut.
"Sebelum ada penelitian dahulu tempat ini hanya ditumbuhi rungkut (duri rimbun) dan kami tidak berani membersihkan," jelasnya, Rabu (19/9/2012).
Selain hanya mengambil pakan ternak di wilayah tersebut, menurut Adi masyarakat juga tidak berani mengambil ataupun memindahkan posisi bebatuan tersebut. Konon, dari cerita turun temurun tempat tersebut merupakan petilasan Joko Tingkir.
"Kalau tanah ini, dimiliki oleh perorangan dan sudah berpindah-pindah tangan," tandasnya.
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) menyebut bahwa Kabupaten Gunungkidul memiliki hal cukup menarik yaitu, peninggalan prasejarah yang memiliki unsur masa klasik. Hal itu lantaran terdapat beberapa temuan yang disinyalir merupakan peninggalan purbakala periode Hindu Budha.
Belasan mahasiswa Jurusan Arkeologi Universitas Gajah Mada (UGM) dan BP3 melakukan penggalian di situs benda purbakala (eskavasi) di dusun Butuh, Pulutan, Wonosari yang dimulai sejak Senin (17/9/2012) lalu.
Kegiatan selama 20 hari tersebut merupakan program dari BP3 DIY dan praktek mahasiswa jurusan Arkeologi. Selain mahasiswa, warga juga terlihat sibuk menggali dan membersihkan bebatuan yang disinyalir merupakan benda purbakala.
Baca Juga: