Rabu, 3 September 2025

Kemenparekraf Belajar Dari "Cool Japan"

Dalam rangka percepatan ekonomi kreatif Indonesia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu

Penulis: Agustina Rasyida
zoom-inlihat foto Kemenparekraf Belajar Dari
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu bersama Pemeran film Soegija Olga Lydia saat menghadiri acara nonton bareng film yang mengisahkan perjuangan Uskup Mgr Soegijapranoto pada masa revolusi Tanah Air Soegija di Teater Djakarta, Jakarta Pusat, Kamis (07/06/2012). Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa film karya sutradara Garin Nugroho tersebut berkualitas, memiliki pesan dan idealisme namun bisa dinikmati serta menghibur. . (Tribun Jakarta/Jeprima)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka percepatan ekonomi kreatif Indonesia, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu berkunjung ke Tokyo, Jepang, Kamis (20/9/2012).

Pada kunjungan kali ini, Mari melakukan pertemuan bilateral dengan Yukio Edano, Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (Ministry of Economy, Trade and Industry - METI) Jepang untuk menjajaki kerjasama di bidang ekonomi kreatif.

"Indonesia berharap dapat menjalin kerjasama terkait tiga hal utama," ujar Mari dalam siaran persnya, Jumat(21/9/2012).

Ketiga kerjasama tersebut adalah pertama, saling berbagi pengalaman dan “best practices” mengenai kebijakan pengembangan ekonomi kreatif. Proses pembelajaran implementasi kebijakan yang mungkin dapat dipelajari oleh Indonesia adalah terkait dengan kebijakan insentif fiskal dan nonfiskal, promosi, akses pembiayaan, HAKI, pengembangan SDM, dan riset pengembangan.

Kedua, terkait dengan pengembangan kapasitas SDM Indonesia dan Jepang, misalnya dengan melakukan live in expert atau expert exchange, pelatihan, seminar, magang, beasiswa sekolah, atau short course. Ketiga, adalah terkait dengan upaya-upaya untuk mempercepat pengembangan industri kreatif dengan melakukan fasilitasi business-to-business, jejaring kerjasama antar talenta kreatif (people-to-people networking) atau fasilitasi kerjasama dan kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha.

"Setidaknya ada empat sub-sektor industri kreatif yang menjadi perhatian khusus bagi Kemenparekraf untuk dikembangkan, dan diharapkan mendapat dukungan dari Pemerintah Jepang yakni industri konten yang mencakup musik, film, animasi, permainan interaktif, dan seni pertunjukan, desain khususnya desain fesyen dan kemasan, kuliner, dan kerajinan," lanjut Mari.

Diketahui sejak 2002, negeri matahari terbit ini telah mengembangkan konsep “Cool Japan” sebagai ekspresi dari wujud industri kreatif dibalut dengan karakteristik Jepang. Tahun 2010, Pemerintah Jepang telah mengidentifikasi industri kreatif sebagai salah satu dari lima sektor yang berpotensi untuk menyumbang kepada pertumbuhan ekonomi.

Di bawah koordinasi METI, dibentuklah Kantor Promosi Industri Kreatif untuk mengembangkan konsep “Cool Japan” dan mempromosikan produk kreatif Jepang. Industri-industri kreatif di Jepang diperkirakan menyumbang 7% kepada PDB dan 5% kepada penyerapan tenaga kerja, atau hampir sama dengan kontribusi sektor otomotif (8% kepada PDB dan 6% kepada penyerapan tenaga kerja).  Berbagai sektor yang menjadi fokus dari METI adalah fesyen, anime, desain, kuliner, film dan musik, serta industri kreatif berbasis teknologi informasi.

Pada kesempatan pertemuan bilateral, Menteri Edano menyatakan bahwa inisiatif yang telah didukung oleh Pemerintah Jepang untuk mengembangkan industri kreatif di Indonesia diantaranya adalah kerjasama produksi film berjudul "Killers", pengembangan musik AKB48 dan JKT48, program Iron Chef yang juga akan ditayangkan di Indonesia, serta pertukaran talenta-talenta kreatif.

Nasional Populer
Sumber: TribunJakarta
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan