Rabu, 20 Agustus 2025

KMP Bahuga Jaya Tenggelam

Sekoci Tak Bisa Digunakan, Korban Selamatkan Diri Sendiri

Menjelang detik-detik kapal karam, Jupri hendak mencari ketiga temannya yang tertidur di dalam mobil (truck profit) Mitsubishi Colt Diesel di lantai

Penulis: Y Gustaman
Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Sekoci Tak Bisa Digunakan, Korban Selamatkan Diri Sendiri
Tribun Lampung/Dedi Sutomo
Para penumpang KMP Bahuga Jaya yang telah berhasil dievakuasi ditempatkan di ruang kantor ASDP Pelabuhan Bakauheni, Rabu (26/9/2012). Ratusan penumpang tersebut masih terlihat shok.

TRIBUNNEWS.COM, BANTEN - Dentuman keras membuat Muhammad Jupri (67) terbangun dari tidurnya di lantai dua KMP Bahuga Jaya. Seluruh penumpang mendadak hiruk pikuk. Mereka kaget kapal yang mereka tumpangi oleng. Seluruh penumpang berlomba-lomba mencari pelampung.

"Ketika kapal oleng, masih banyak penumpang yang tertidur. Setelah sadar mendengar suara keras, mereka berteriak mencari selamat. Sekitar satu jam setelah ditabrak, kapal kita karam," cerita Jupri kepada Tribunnews.com di Pelabuhan Merak, Banten, Rabu (26/9/2012).

Jupri satu dari sekian penumpang selamat KMP Bahuga Jaya yang ditabrak kapal tanker Norgas Chantika berbendera Singapura. Ketika kapal oleng, seluruh penumpang merapat di sisi kapal yang aman. Namun lambat laun kapal mulai karam.

Menjelang detik-detik kapal karam, Jupri hendak mencari ketiga temannya yang tertidur di dalam mobil (truck profit) Mitsubishi Colt Diesel di lantai dasar KMP Bahuga Jaya. Namun waktu tak memungkinkan Jupri mengambil tindakan itu.

Setelah bertemu dalam keadaan selamat, Jupri dan teman-temannya saling bercerita. Alifan misalnya. Pria asal Padang, Sumatera Barat ini mengaku menyayangkan sikap kru kapal yang tidak sigap untuk keadaan darurat.

"Ada dua sekoci di kapal itu tidak bisa digunakan. Satu sekoci enggak bisa diturunkan, dan satu lagi sisanya lepas karena talinya putus. Kita enggak tahu kemana ABK waktu kapal oleng. Akhirnya kita menyelamatkan diri masing-masing," ujar Alifan kepada Tribunnews.com di Pelabuhan Merak, Banten, Rabu (26/9/2012).

Berbeda dengan Zulfirman (38). Ia mengaku memiliki firasat tak enak ketika kapal hendak merapat ke Bakauheni. Malam itu, badannya yang letih tetap membuat Zulfirman terjaga. Tiap kali memejamkan mata, selalu terbangun.

Zulfirman tidak seperti Jupri yang memilih naik ke lantai dua kapal. Ia tetap berada di dalam mobil Mitsubishi yang diparkir di lantai dasar. Begitu juga dengan Hendri, memilih bertahan tidur di mobil Mitsubishi. Ketika oleng, Ia membangunkan Hendri.

"Saat itu, banyak teriakan minta tolong dari penumpang di lantai satu. Kebanyakan mereka terjepit mobil. Malam itu banyak kondektur truk yang bertahan di atas mobil. Saya tidak bisa menolong mereka dengan kondisi kapal mau karam," ujar Zulfirman.

Sebelum menceburkan diri ke laut, Zulfirman sempat emosi. Pasalnya, ABK hanya mencoba menenangkan penumpang dengan kondisi kapal menjelang karam. Tak sampai satu jam, kapal pun karam, dan sempat mengeluarkan api.

"Saya tahu persis detik-detik kapal tenggelam. Kapal mengeluarkan api di bagian buritan. Kemudian tenggelam ke laut dari bagian belakang, bukan bagian depan. Maaf, suara saya habis karena teriak-teriak kepada ABK kapal," tambahnya.

Baca Juga:

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan