Monita Banyak Belajar dari Musisi Jazz Senior
Tak kurang dari sembilan orang musisi jazz kenamaan tampil di Grand Pacific Hall, Yogyakarta. Satu diantaranya yakni
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Tak kurang dari sembilan orang musisi jazz kenamaan tampil di Grand Pacific Hall, Yogyakarta. Satu diantaranya yakni, Monita Tahalea, penyanyi bersuara khas musik jazz jebolan Indonesian Idol 2005 yang bakal memuaskan para penggemarnya dalam konser bertajuk Jazztimewa Intimate Concert "Sound of Heart".
"Senang banget bisa main bersama para musisi hebat, sebuah kebanggaan bagi saya dan akan memberikan banyak inspirasi bagi saya sendiri," ujarnya saat menggelar Jumpa Pers, di Royal Ambarrrukmo,Yogyakarta, Selasa (2/10/2012).
Menurut dara kelahiran 21 Juli 1987 ini, berguru dari para seniornya merupakan pelajaran paling berharga dalam perjalanan karirnya. Pun demikian halnya ketika ia mulai terjun ke ajang pencarian bakat Indonesian Idol. Dalam kompetisi tersebut, dara kelahiran 21 Juli 1987 ini dibiasakan untuk menguasai berbagai genre musik termasuk jazz dan pop.
"Awalnya saya tidak yakin bahwa saya bisa menyanyi, nah baru yakin setelah bertemu dengan musisi hebat semisal Yovi dan Indra Lesmana," ujar remaja yang juga mengidolakan sosok penyanyi jazz lainnya, Andien.
Ternyata setelah menyanyi, ia pun menemukan bahwa jiwanya masuk ke jazz. Dibuktikan dengan suaranya yang khas dan cocok melantunkan lagu dalam irama jazz. Ia juga memperoleh banyak pelajaran dari para seniornya serta ditempa ketika mengikuti kompetisi talent show.
"Tapi pada intinya, apapun genrenya, saya memang banyak belajar dari para senior," ucap dara bernama lengkap Monita Angelica Maharani Tahalea ini.
Penampilannya di Yogyakarta ini, Monita akan tampil dalam satu panggung bersama dengan musisi jazz terkenal lainnya. Ada sederet nama besar yang dihadirkan panitia meliputi Sandhy Sandoro, Rieka Roslan, Andien, Endah n Resa, Matthew Sayersz, Yusri Dinuth serta Brian Jikustik. Mereka akan diiringi Bidband Musisi Jazz dan akan menampilkan beberapa lagu yang diaransemen oleh Singgih Sanjaya, seorang dosen Institut Seni Indonesia (ISI).
Pihak panitia menjanjikan sebuah konser yang lain daripada yang lain. Dikemas secara unik dan mencoba mengakrabkan penonton dengan para penyanyi. Dani Aditya, selaku pihak penyelenggara acara menjelaskan bahwa konser tersebut dikemas dalam sentuhan khas masyarakat Yogyakarta. Disajikan menggunakan pengaturan konvensional, mengekplorasi dinamika diantara bentuk seni, genre, dan budaya serta mencerminkan perjumpaan tradisi dengan kontemporer.
"Nanti bisa dilihat bagaimana masyarakat Yogyakarta menyambut hangat para penyanyi satu per satu," katanya.