Sabtu, 13 September 2025

Oknum PNS Bawa Preman Serang Siswa SMAK Pelita Karya

Sedikitnya delapan preman dipimpin seorang oknum pegawai negeri sipil (PNS) dari Kantor Bupati Timor Tengah Utara (TTU), menyerang para siswa

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Oknum PNS Bawa Preman Serang Siswa SMAK Pelita Karya
www.ugland.us
ilustrasi preman

Laporan Wartawan Pos Kupang, Julius Akoit

TRIBUNNEWS.COM, KEFAMENANU - Sedikitnya delapan preman dipimpin seorang oknum pegawai negeri sipil (PNS) dari Kantor Bupati Timor Tengah Utara (TTU), menyerang para siswa SMA Katolik (SMAK) Pelita Karya di Jalan Basuki Rachmat, Kota Kefamenanu, Senin (22/10/2012) sekitar pukul 10.30 Wita.

"Mereka melarikan diri setelah polisi dan wartawan datang," kata Goris Kono, guru bidang studi Bahasa Indonesia dan Nikolas Bano, guru bidang studi Sejarah, saat ditemui Pos Kupang (Tribun Network) di kompleks SMUK Pelita Karya, Senin (22/10/2012) pagi.

Tentang kronologi peristiwa, Bano mengatakan, pagi itu ia mengajar bidang studi Sejarah di kelas II IPA hingga jam istirahat pertama pukul 10.30 Wita.

"Siswa keluar kelas karena jam istirahat. Tiba-tiba Oktovianus Kima, siswa kelas II IPA terlibat pertengkaran mulut dengan Simon Petrus Tefa, siswa kelas III IPS. Namun berhasil dilerai teman-temannya," jelas Bano.

Usai jam istirahat, siswa masuk kelas. Rupanya, kata Bano, salah satu siswa melapor ke orang tuanya lalu datang membawa preman menyerang anak-anak di sekolah.

"Mereka masuk dengan sepeda motor hingga halaman sekolah lalu terjadi saling kejar dan saling lempar antarpreman dengan para siswa. Siswa Simon Petrus Tefa dipukuli. Ia lalu melarikan diri," papar Bano.

Ia mengatakan, tidak ada siswa yang terluka dan tidak ada kaca jendela yang pecah.

"Sedangkan siswa atas nama Simon Petrus Tefa belum diketahui nasibnya karena melarikan diri," tambahnya.

Beberapa guru lainnya mengungkapkan kekesalannya atas ulah oknum PNS yang memimpin kelompok preman menyerang para siswa di sekolah.

"Saat peristiwa itu, kepsek tidak ada. Oknum PNS diarahkan untuk menemui Wakasek Bidang Kesiswaan. Tapi dia tidak mau dan bergegas mencari siswa untuk memukulnya. Dia datang mengenakan seragam linmas warna hijau," tambah seorang guru.

Para guru meminta Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes, S.Pt agar memberikan pembinaan secara organisatoris dan sanksi administrasi terhadap oknum PNS tersebut. Mereka juga menyayangkan pihak yayasan tidak membangun pagar keliling sekolah.

"Tanpa pagar keliling, orang luar mudah masuk ke sekolah dan melakukan apa saja," kata seorang guru.

Sebagaimana disaksikan wartawan, polisi dari Polres TTU baru tiba di sekolah 45 menit kemudian usai peristiwa. Polisi mencari oknum preman namun sudah melarikan diri. Dua siswa yang memicu terjadi penyerangan, yaitu Simon Petrus Tefa dan Oktovianus Kima juga menghilang.

Sementara para siswa dan guru hanya berdiri dan berbincang-bincang di halaman sekolah. Beberapa siswa malah menyoraki polisi yang terlambat tiba di sekolah usai penyerangan.

Baca Juga:

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan