Ribuan Warga Batang Tutup Ruas Jl Pahlawan Semarang
Seribuan warga Batang memenuhi sebagian ruas Jl Pahlawan, Semarang Selatan,
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Bakti Buwono
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Seribuan warga Batang memenuhi sebagian ruas Jl Pahlawan, Semarang Selatan, Rabu (7/11/2012). Perempuan, laki-laki, anak muda dari Batang berdemo menolak pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) senilai Rp 35 triliun.
Berbagai poster bertuliskan 'Tolak PLTU', 'Tolong Dengarkan Jeritan Hati Kami' hingga 'Bebaskan 5 teman kami' mendominasi. Aksi demo itu membuat saty ruas jalan pahlawan ditutup. Mereka merapikan diri dengan menggunakan jaring nelayan sebagai pembatas barisan mereka. Mereka datang dengan 24 truk dari Batang.
"Nanti ikan saya mati. Bebaskan juga ustad kami," kata Dasim yang terisak.
Aktivis Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Wahyu Nandang mengatakan seharusnya gubernur menurunkan tim untuk mengkaji di lapangan apalagi ketika masyarakat menolak. Pemerintah provinsi seharusnya memindahkan lokasi pembangunan ke daerah lain. Hal itu sesuai UU no 2e tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum.
Selain itu, lima warga yang ditahan antara lain Casnoto ( 45 tahun), Riyono( 49) M. Tafrihan( 42 ), Sabarno (65) dan Kirdar Untung (40). Mereka ditangkap setelah warga Jepang melaporkan mereka ke Polda Jateng.
Laporan itu diawali kejadian saat warga Jepang datang ke lokasi pembangunan PLTU batang pada 29 Oktober 2012. Ketika itu warga Jepang Satosi Sakamoto dikerubuti warga. Lalu, polisi yang menganggap warga jepang disandera bentrok dengan warga. Polisi lalu menangkap lima warga yang dituduh sebagai pelaku.
"Mereka tidak melakukan apapun," kata Kasmir seorang warga Batang