Satpol PP Menguntit Dua Buruh Perempuan ke Toilet
dilarang oleh Satpol PP. Bahkan kami ke toilet pun dikuntit oleh Satpol PP," ujar Anna.

Laporan Tribunnews Batam, Anne Maria
TRIBUNNEWS.COM BATAM- Ada beberapa kejadian unik saat ratusan pekerja yang tergabung dalam Aliansi Buruh Batam menyambangi Kantor Pemko Batam, Senin (12/11/2012) untuk pembahasan KHL bersama Apindo dan Pemerintah.
Pembahasan KHL ini berlangsung ricuh dan berakhir buntu karena Aliansi Buruh Batam membawa angka KHL Rp 2.650.003 sedangkan Apindo juga menyampaikan angka yang berbeda. Dari awal pembahasan, menurut para buruh, ada gelagat tidak konsisten dengan kesepakatan 2 Oktober silam sesuai hasil Dewan Pengupahan Kota yaitu senilai Rp 1.957.822.
"Nanti yang ke enam tanggal 14. Kalau ini wan prestasi lagi, mohon maaf kami akan turun aksi lagi," tegas Suprapto, Sekretaris Konsulat Cabang FSPMI Batam.
Tak cuma mengawal pembahasan KHL, dalam kesempatan tersebut, pekerja pun meminta untuk pembahasan upah minimum kelompok usaha. "Kami juga mau bantu yang UMKM. Jangan sampai pengusaha besar berlindung di yang kecil-kecil. Jangan disamaratakan. Inilah baru mau kami upayakan," ujar dia.
Terjadi kericuhan di Kantor Pemko Batam. Ketika Mukhtarom alias Ucok berada di lantai satu mau naik ke lantai empat, tiba-tiba Satpol PP menghalaunya dan memukul buruh tersebut. Kemudian para buruh yang berada di lantai empat marah ingin turun membantu temannya yang dipukuli oknum Satpol PP tersebut.
Beramai-ramai, ratusan pekerja yang tersulut emosinya itupun langsung mengamuk. Kalap dengan kejadian yang menimpa rekannya sesama pekerja, terjadi aksi dorong mendorong antara pekerja dan Satpol PP.
Sebenarnya kericuhan itu bermula ketika seorang wanita bernama Anna akan mengantar makanan ke tempat pertemuan itu. "Saya dan Putri mau antar makanan kepada mereka (pekerja) di lantai empat. Tapi dilarang oleh Satpol PP. Bahkan kami ke toilet pun dikuntit oleh Satpol PP," ujar Anna.
Merasa harus segera mengantarkan makan siang itu ke rekan-rekannya, ia pun berinisiatif untuk menghubungi rekannya yang lain di lantai empat, untuk menjemput makan siang itu. "Ya sudah kami telepon. Kami berdua tunggu di depan lift lantai satu, Muktarom turun bareng bersama Ferdi, Arif, dan Andre," sambung wanita berkacamata itu.
Dari situlah peristiwa tidak mengenakkan bermula. Keempat teman pekerja yang turun tidak diizinkan lagi naik ke lantai empat semula. Satpol PP justeru mendorong mereka untuk tidak naik ke atas lagi. Bahkan, dalam usaha tersebut, pekerja malah dipukuli dengan rotan. Dan bahkan diinjak-injak oleh beberapa oknum Satpol PP itu.
"Saya mau melindungi teman saya yang perempuan, tapi kenapa saya pukul pakai kayu. Sudah dipukul saya diinjak-injak," ujar Muktarom yang mengalami luka di dahi kirinya akibat pukulan rotan kayu Satpol PP. (*)
Baca Juga :
- Polisi Bekuk Dua WNA Asal Cina 11 menit lalu
- Warga Dihimbau Waspadai Daging Sapi New Zealand 27 menit lalu
- Potensi Longsor Makin Besar 35 menit lalu