Sabtu, 13 September 2025

Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 6.8 persen Tidak berdasar

Pertumbuhan ekonomi sebesar 6.8 persen yang dicanangkan pemerintah Republik Indonesia dalam APBN

Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 6.8 persen Tidak berdasar
Ilustrasi menghitung uang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi sebesar 6.8 persen yang dicanangkan pemerintah Republik Indonesia dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2013 dinilai tidak berdasar.

Dalam asumsinya, pemerintah menyatakan target ini akan tercapai dengan konsumsi bensin di tahun depan mencapai 22 juta Kiloliter. Hal ini sangatlah tidak berdasar karena konsumsi bensin pada 2012 saja sudah mencapai 22,4 juta Kiloliter.

Darma Nasution, Ekonom Danareksa Research Institute, mengatakan, asumsi makro dalam APBN 2013 bisa menurun jika pemerintah menaikan takaran konsumsi BBM bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan BBM yang semakin melonjak.

"Seharusnya jika APBN mematok pertumbuhan 6.8 persen, Konsumsi BBM akan naik dengan meningkatnya penjualan kendaraan, maka pemerintah harusnya menambah kuota dengan mengurangi BBM bersubsidi," katanya di Jakarta (29/11/2012).

Selain itu, ia mengatakan jika kenaikan harga BBM melalui pengurangan BBM bersubsidi dilakukan maka Business sentiment indeks yang berada di 0.5 akan menurun ke 0.14.

"Kenaikan BBM dapat mendistorsi pertumbuhan ekonomi, selain itu kepercayaan konsumen masih dalam taraf pemulihan, dan kinerja pemerintahan juga tidak kurun membaik,"katanya.

Selain itu konsumsi BBM juga akan membebani konsumsi dan investasi yang menopang Produk Domestik Bruto (PDB) indonesia. Padahal sektor ini yang masih mendominasi pertumbuhan ekonomi indonesia.

Peran ekspor pun dinilai tidak akan menggantikan konsumsi dan investasi karena masih memburuknya perekonomian Eropa dan AS.

Selain itu, Kondisi perekonomian Eropa dan AS yang masih terus memburuk akan ditambah dengan perlambatan ekonomi Cina yang mau menekan inflasinya dengan memangkas pertumbuhan ekonominya. Sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi tidak realistis jika berada di angka 6.8 persen.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan