Minta Lima Interchange Cisumdawu
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang yakin pembangunan jalan tol Cisumdawu tak akan berdampak buruk bagi daerah.
Editor:
Budi Prasetyo
* Pemkab Siapkan Sumedang Jadi Daerah Tujuan
TRIBUNNEWS.COM SUMEDANG, - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang yakin pembangunan jalan tol Cisumdawu tak akan berdampak buruk bagi daerah. Untuk menghindari dampak buruk jalan tol yang membelah Sumedang ini beberapa strategi mulai disusun Pemkab Sumedang.
"Ya, kami belajar dari beberapa pembangunan jalan tol di daerah lain dan kami tidak ingin pembangunan jalan itu menjadi dampak buruk bagi Sumedang," kata Asisten Pembangunan Pemkab Sumedang, Dede Hermasah, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, saat ini Sumedang bukan lagi menjadi daerah lintasan, tapi sudah menjadi daerah tujuan dari kawasan barat menuju timur, maupun sebaliknya. Dikatakannya, regulasi untuk menjadi daerah tujuan sudah ditetapkan.
"Salah satu Perda yang mendorong Sumedang menjadi daerah tujuan adalah membuat perusahaan daerah dengan Perda tentang Kampung Makmur," kata Dede.
Untuk menjadikan Sumedang sebagai daerah tujuan maka ekonomi kreatif sedang ditumbuhkan dan menggenjot sektor pariwisata. "Nanti perusahaan daerah tersebut yang akan menjabarkan lebih konkretnya," kata Dede.
Menurutnya, kondisi ke depan juga akan terjadi kejenuhan di Bandung sehingga wisatawan diharapkan memilih alternatif lain. "Bandung sudah jenuh dan diharapkan nanti mereka memilih Sumedang karena waktu dan jarak tempuh menjadi lebih pendek dengan adanya jalan tol," katanya.
Supaya menjadi daerah tujuan dengan menjadikan daerah wisata dan banyak ekonomi kreatif, maka harus banyak akses masuk dari tol ke Sumedang. "Kami mengajukan ada lima pintu masuk dan keluar tol atau interchange di Sumedang," kata Dede.
Pintu masuk keluar pertama ada di daerah Citali, Kecamatan Pamulihan. Kemudian di Sumedang kota, Cimalaka, Paseh, dan Ujungjaya.
Banyaknya interchange merupakan jawaban terhadap kekhawatiran para pengusaha jasa dan produk yang memampaatkan jalan raya Bandung-Sumedang-Cirebon. "Makanya ada interchange di Citali, Sumedang dan Cimalaka yang berdekatan dengan pusat kota, supaya menguntungkan secara ekonomi bagi Sumedang. Satunya lagi berada di Cimalaka yang hanya berjarak tiga kilometer dari pintu masuk di pusat kota," katanya.
Pintu masuk dan keluar tol itu dibangun juga di Kecamatan Paseh. "Kami sengaja membangun pintu masuk di Paseh sebagai gerbang masuk ke kawasan wisata alam Gunung Tampomas di Buahdua dan Conggeang," katanya.
Begitu juga dengan pintu masuk dan keluar pertama di kawasan Tanjungsari. "Kalau yang di Citali dibangun karena kawasan itu dijadikan sebagai pusat perumahan dan permukiman. Selain itu juga tempat tersebut sebagai sentra sayuran dan juga pusat kerajinan," katanya.
Pembangunan tahap I Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) ditargetkan selesai pada 2014. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Deny Juanda mengatakan, pembebasan lahan untuk Tol Cisumdawu itu sudah di atas 90 persen.
Tahap I Tol Cisumdawu terbentang dari Cileunyi ke Tanjungsari. "Prioritasnya setelah tahap I selesai dilanjutkan ke tahap II, yakni Tanjungsari-Sumedang. Kami ingin lalu lintas Cadaspangeran itu lebih terkendali," kata Deny di sela-sela acara Forum BUMD di Savoy Homann, Selasa (11/12).
Menurut Deny, Tol Cisumdawu bukan sekadar membantu masyarakat yang akan bepergian dari Bandung ke Cirebon atau sebaliknya, tapi juga sarana menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka. Apalagi, kata dia, BIJB bukan sekadar bandara tapi juga terintegrasi dengan kawasan industri dan perdagangan.
Jika BIJB Kertajati sudah beroperasi, diharapkan industri yang semula berada di Bandung bisa ekspansi ke Kertajati. "Namun ekspansi bukan berarti industri di Bandung ditutup," kata Deny.
Terkait pembangunan tahap I Tol Cisumdawu, Deny mengatakan memakan anggaran sebesar Rp 1,02 triliun. Anggaran tersebut berasal dari APBN, di mana 90 persen dari pemerintah dan 10 persennya pinjaman dari RRC.
Jika tahap I ditargetkan selesai pada 2014, lima tahap pembangunan sisanya diharapkan segera terealisasi. Pembebasan lahan untuk tahap II sampai VI ditargetkan bisa selesai dalam kurun dua tahun sehingga pembangunan tol pun bisa dimulai dan selesai cepat.