Putri Selamat Sembunyi di Kolong Ranjang
Seorang bocah perempuan berusia tujuh tahun luput dari maut meskipun atap rumahnya ambruk menimpa
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG BARAT -- Seorang bocah perempuan berusia tujuh tahun luput dari maut meskipun atap rumahnya ambruk menimpa kamarnya akibat diterjang angin puting beliung yang mengamuk di Kampung Semper, Desa Kertamukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (18/12/2012) petang. Bocah perempuan bernama Putri itu berhasil selamat karena bersembunyi di bawah tempat tidur.
Ayah Putri, Asep Ibrahim (50), mengatakan, saat ia tengah berada di luar rumah bersama tetangganya, tiba-tiba mereka dikagetkan suara bergemuruh yang datang dari arah persawahan. Ketika dicari sumber suara tersebut, ternyata lilitan angin puting beliung disertai hujan tengah menuju ke arah mereka. Kontan saja warga yang tengah berkerumun itu pun berlarian menyelamatkan diri.
Asep, yang juga Ketua RW 06, Kampung Semper, langsung memberi tahu warga setempat agar berlindung dan masuk ke rumah. Apalagi, ia melihat pusaran angin puting beliung itu sudah menghancurkan apa saja yang dilewatinya, termasuk menerbangkan genting-genting rumah warga.
"Beberapa detik kemudian, angin langsung menerbangkan atap dan genting-genting rumah warga di sini. Makanya saya langsung masuk ke rumah untuk menyelamatkan anggota keluarga saya, tapi ternyata anak bungsu saya enggak ada di rumah," kata Asep saat ditemui di rumahnya yang kondisinya rusak parah, Rabu (19/12/2012).
Dalam keadaan panik bercampur takut, kata Asep, ia kembali lari ke luar rumah untuk mencari anaknya. Ia pun mencoba menanyakan keberadaan Putri kepada teman-teman seusianya serta kepada warga lainnya. Namun setelah lebih dari setengah jam, usaha pencariannya tak membuahkan hasil.
Setelah nyaris putus asa dan dengan perasaan berkecamuk antara panik dan khawatir karena tak kunjung menemukan anak kesayangannya itu, Asep kembali ke rumah yang saat itu masih diputari angin puting beliung. Baru juga beberapa langkah masuk ke rumah, ia sudah dikagetkan dengan ambruknya atap belakang rumahnya yang persis berada di atas kamar anaknya.
Atap rumah yang ambruk itu persis menimpa tempat tidur milik anaknya. Ia pun segera lari ke kamar karena khawatir anaknya berada di kamar. Namun saat itu, Asep tidak menemukan anaknya di dalam kamar ataupun di atas tempat tidur.
"Saya hampir menyerah, sebelum melihat dua kaki menjulur dari bawah tempat tidur. Saya cepat menyambarnya dan membawanya ke tempat aman. Ternyata itu anak saya yang bersembunyi. Alhamdulillah, ini keajaiban, dia tidak terluka," tutur Asep sambil menunjukkan atap rumahnya yang ambruk.
Saat ditemukan di bawah tempat tidur, Putri dalam keadaan ketakutan dan terlihat syok berat. Bahkan saking syoknya, Putri tidak mampu berteriak meskipun saat itu keluarganya tengah berada di dalam rumah.
"Tapi saya sangat bersyukur. Kalau ia tidak sembunyi, saya tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya, mungkin anak saya jadi korban," kata Asep.
Setelah angin puting beliung berlalu, Asep dan ketua RT setempat segera mendatangi satu per satu rumah warga yang rusak untuk memastikan ada tidaknya warga setempat yang menjadi korban. Dari 50 rumah warga di kampung tersebut yang tersapu angin, enam rumah di antaranya rusak berat. Sisanya rusak sedang dan rusak ringan.
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh pihak desa, terdapat sekitar 495 rumah di sejumlah kampung di Desa Kertamukti, yang rusak akibat disapu angin puting beliung. Enam di antaranya bahkan rusak parah dan nyaris roboh.
Hal senada diungkapkan oleh Ade Wari (40), warga lainnya. Menurut dia, sapuan angin puting beliung yang memorakporandakan puluhan rumah di kampung tersebut sempat menimbulkan kepanikan di kalangan warga. Bahkan, kata dia, istrinya sampai menangis histeris karena berada di dalam rumah seorang diri.
"Ketika saya sampai rumah, istri saya tengah menangis sambil sembunyi. Saya langsung bawa keluar karena khawatir rumah akan ambruk, soalnya rumah saya rumah panggung," kata pria berkumis tebal itu seraya mengatakan istrinya, Iloh (40), pun langsung diungsikan ke rumah tetangganya yang bangunan rumahnya permanen.
Menurut Kepala Desa Kertamukti, Sunaryo, angin puting beliung menghantam sejumlah kampung, di antaranya Cikondang, Cipicung, Panglamunan, Cikebil, Ciranji, Cikokosan, Pasirangin. Parakan Kopo, Gudang, Manggah, dan Semper. Namun yang paling parah terjadi di Kampung Semper. Di kampung tersebut angin puting beliung merusak lebih dari 50 unit rumah warga.