Mengerikan, Penumpang Berdesakan di Ferry Jurusan Nunukan-Tawau
Sejak otoritas pelayaran di Tawau, Sabah, Malaysia melarang masuknya speedboat penumpang asal Pulau
Editor:
Widiyabuana Slay

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN- Sejak otoritas pelayaran di Tawau, Sabah, Malaysia melarang masuknya speedboat penumpang asal Pulau Nunukan dua tahun lalu, praktis hanya ferry angkutan penumpang yang bisa masuk ke sana. Namun setelah angkutan penumpang ini distandarkan mengacu pada aturan pelayaran internasional, masalah tak selesai begitu saja.
Dari pantauan tribunkaltim.co.id diatas angkutan ferry penumpang yang berangkat Senin hingga Sabtu setiap harinya dari Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, barang dan penumpang masih over kapasitas. Muatan penumpang yang begitu sarat, membuat sejumlah penumpang terpaksa harus berdiri dan berdesak-desakan karena tidak kebagian tempat duduk. Tak hanya disesaki para penumpang yang akan menuju ke Tawau, Sabah, Malaysia dan sebaliknya, angkutan dimaksud juga sarat dengan barang penumpang.
Warga yang hendak ke Malaysia juga harus menghadapi sejumlah persoalan saat tiba di Dermaga Tawau. Untuk proses pemeriksaan dokumen keimigrasian, mereka harus rela antre, dengan membentuk barisan yang begitu panjang. Antrean dibatasi dengan pagar besi. Prioritas pemeriksaan paspor diberikan kepada warga asli Malaysia. Sementara kepada WNI yang menggunakan paspor atau lintas batas, harus rela antre dan berdesak-desakkan hingga berjam-jam.
Satu persatu warga akan dipanggil masuk untuk proses pemeriksaan paspor. Yang membuat kesal sejumlah penumpang, para penjaga pintu ini justru orang-orang Indonesia sendiri. Mereka yang disebut ‘pengurus’ penumpang ini kerap melontarkan kata-kata kasar, bahkan tak segan mencaci maki mereka yang berada di antrean jika tak sabar memaksa masuk. Kepada orang-orang tertentu yang dikenal, malah diberikan kesempatan masuk lebih dulu tanpa harus antre.
“Tadi kita sama-sama di kapal dia bagus-bagus aja kok. Sudah sampai di Tawau, eh kelakuannya jadi tidak karuan. Kita sampai dipanggil budak, marah-marah. Kok orang Indonesia merendahkan bangsanya sendiri di negara orang? Bagaimana orang Indonesia tidak dilecehkan di Malaysia, kalau mereka sendiri yang menginjak-injak orang Indonesia di sini,” keluh seorang warga.
REGIONAL POPULER