Pemilu 2014
'Tidak Sosialisasi, Kami Tidak Peduli'
Meskipun Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan partai politik (parpol) peserta pemilihan umum
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawati Pos Kupang, Hermina Pello
TRIBUNNEWS. COM, KUPANG -- Meskipun Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan partai politik (parpol) peserta pemilihan umum (pemilu) tahun 2014 dan nomor urutnya, masih banyak warga, khususnya para pedagang, belum tahu. Bahkan mereka tidak peduli atau mencari tahu mengenai parpol peserta pemilu kalau pengurusnya tidak sosialisasi.
Demikian intisari pendapat beberapa pedagang kaki lima (PKL) yang ditemui di Pasar Kasih Naikoten 1 Kupang.
Mereka diminta komentarnya terkait penetapan nomor urut parpol peserta pemilu legislatif 2014. Para pedagang itu adalah Eben Lay, Jenah, Oktovianus Hailitik, Joni Soruh, Didi Danga, dan Yakobus Taneo. Ada pedagang yang sudah pernah mendengar parpol peserta pemilu, tetapi tidak mengingat pasti parpol yang ikut pemilu 2014, apalagi mengetahui nomor urutnya.
Warga mengharapkan agar parpol sosialisasikan diri kepada masyarakat sehingga bisa dikenal. "Saya kurang tahu parpol apa yang mau ikut pemilu. Tidak tahu nomornya karena saya hanya jualan di pasar. Setiap hari duduk di pasar, di pinggir jalan untuk jualan, makan abu untuk dapat uang sambung hidup. Saya tidak tahu parpol yang akan ikut pemilu. Saya tidak peduli dengan parpol, apapun yang terjadi," kata Eben Lay.
Sementara Ibu Jenah mengatakan, "Saya tidak peduli parpol karena saya sibuk dagang. Saya hanya tahu Tunas karena ada gambarnya di depan toko. Tapi saya pikir, yang paling penting kalau parpol menciptakan keadaan yang aman, sehingga kami bisa berjualan aman. Saya tidak tahu parpol apapun, tapi parpol jangan pentingkan diri sendiri. Mau berapapun parpol yang ikut, saya tidak pikir karena saya lebih memilih bagaimana dagangan saya bisa laku."
Sedangkan Oktovianus Hailitik mengaku sibuk jualan ikan setiap hari sehingga tidak mengikuti berita politik. "Saya sibuk jualan ikan setiap hari, jadi tidak sempat ikut berita politik. Saya tidak tahu parpol yang ikut pemilu. Lagi pula belum ada yang datang sosialisasi. Kalau memang mereka mau kita kenal, mereka harus turun sosialisasi. Saya belum tahu parpol apa dan belum tahu nomor urutnya," ujar Oktovianus.
Joni Soruh mengaku belum dengar partai apa yang mau ikut pemilu nanti. "Saya sibuk di pasar. Saya hanya tahu kalau Nasdem jadi partai. Saya juga tahu PDIP, tapi saya tidak tahu nomor urut partainya. Sampai saat ini belum ada sosialisasi, dan saya belum tertarik mencari tahu. Kalau pesertanya hanya 10 partai, saya rasa itu lebih baik karena memudahkan kita memilih. Saya hanya pikir bagaimana dagangan saya bisa laku," ujar Joni.
Didi Danga, penjual ayam mengatakan, belum ada yang datang beri tahu tentang parpol yang ikut pemilu. "Saya juga belum ingin tahu mengenai parpol itu karena saya sibuk jual ayam setiap hari. Pulang jualan sudah capek, saya tidak mau ambil pusing. Kalau parpol lebih sedikit, lebih baik karena membuat kami mudah untuk mengingatnya," kata Didi.
Pemilik Toko Akbar Jaya, Mustakin, mengaku belum dengar parpol yang mau ikut pemilu karena jarang nonton televisi. "Saya sibuk di kios. Buka kios dari jam lima pagi sampai jam delapan malam. Saya tidak pikir sampai politik karena lebih penting usaha. Saya juga tidak pernah ikuti perkembangan politik," katanya.
Baca juga: