Konflik Partai NasDem
Ini Dua Penyebab Utama Konflik Surya Paloh dan Hary Tanoe
Konflik internal Partai NasDem kian mencuat ke publik. Bahkan isu berhembus Ketua Dewan Pakar NasDem Hary Tanoe
Penulis:
Hasanudin Aco
Editor:
Anwar Sadat Guna

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik internal Partai NasDem kian mencuat ke publik.Bahkan isu berhembus Ketua Dewan Pakar NasDem Hary Tanoe akan mengumumkan pengunduran dirinya sore ini di HT Foundation Jalan Diponegoro Nomor 29 Jakarta Pusat, Senin (21/1/2013) pukul 15.00 WIB.
Mengikuti jejak Hary Tanoe, beberapa petinggi Partai NasDem juga akan mundur di antaranya Sekjen NasDem Ahmad Rofik dan Wakil Sekjen Saiful Haq.
"Ini sebenarnya kan polemiknya sudah cukup lama," kata Saiful ketika dikonfirmasi Tribunnews.com.
Di balik rencana pengunduran diri beberapa petinggi partai itu, Taufik menyebut dua alasan utama.
Pertama, terkait keinginan pendiri NasDem Suryo Paloh menjadikan dirinya sebagai ketua umum NasDem menggantikan Rio Patrice. "Pak Surya ingin pimpin langsung partai," kata Taufik.
Permasalahannya adalah Hary Tanoe menginginkan NasDem sebagai partai baru pembawa perubahan idealnya dipimpin anak-anak muda yang membawa semangat Restorasi, sebagai jargon NasDem.
Masalah kedua, menurut Taufik, karena banyaknya politisi-politisi tua dan berpengalaman dari luar NasDem yang masuk ke partai itu.
"Pak Hary ingin anak muda yang idealis diberikan kesempatan di partai karena itu sejalan dengan cita-cita partai untuk perubahan," kata Taufik.
Menurut Taufik, karena kedua masalah itu tidak bisa dinegosiasikan oleh Surya Paloh dan Harry Tanoe dalam sepekan terakhir akhirnya membuat Hary mengundurkan diri dari NasDem.
"Pak Hary dalam posisi ingin partai ini mencerminkan sosok partai muda, bersih, dan menjanjikan perubahan. Kalau beliau mundur berarti tidak sejalan lagi (dengan Surya Paloh)," kata Taufik.
BACA JUGA: