Desi Master Chef Perkenalkan Board Game Yuuk Masak
Board game (papan permainan) ini anak-anak diajak untuk mengetahui nama hingga resep berbagai masakan nusantara dengan cara yang fun
Editor:
Dewi Agustina

Laporan Wartawan Bangka Pos, Nurhayati
SANG Master Chef Indonesia 2, Desi Trisnawati membuat gebrakan baru untuk memperkenalkan beragam kuliner nusantara kepada para generasi muda terutama anak-anak. Bersama kedua partnernya Phillip Triantna seorang penulis buku motivator dan Juli Tane seorang pelukis, perempuan pertama yang memenangi ajang bergengsi Masterchef ini membuat papan permainan kuliner pertama di Indonesia yang diberi nama; Board Game Yuuk Masak.
Board game (papan permainan) ini anak-anak diajak untuk mengetahui nama hingga resep berbagai masakan nusantara dengan cara yang fun (menyenangkan) melalui permainan. Dari permainan ini juga anak-anak diajarkan dan ditanamkan mengenai nilai-nilai kehidupan.
"Kami memutuskan untuk membuat satu langkah yang cukup berani memunculkan papan permainan pertama di Indonesia," ungkap Desi, didampingi Kepala Disbudpar Babel Yan Megawandi, Selasa (26/2/2013) di Novilla Boutique Resort Sungailiat, Bangka.
Diakuinya dari hasil penelitian Jakarta Eyes Center anak-anak yang sering main game eletronik cenderung memiliki lazy eyes atau malas mata yang fungsi matanya dibawah 100 persen karena mata tidak terlatih melihat fokus yang berbeda sehingga banyak anak usia dini yang sudah menggunakan kacamata minus tebal.
"Anak-anak yang sering main game elektronik cenderung antisosial. Mereka lebih suka menyendiri. Sibuk dengan dunianya sendiri. Bahakan yang mengerikan beberapa kasus penembakan brutal yang terjadi di Amerika berawal dari anak-anak yang anti sosial," kata Desi.
Namun dengan permainan Yuuk Masak yang dibuat menggunakan warna-warna cerah dan objek-objek yang berbeda, menurutnya bisa melatih fokus mata anak dan kartu makan bersama juga melatih anak-anak membaca. Selain itu juga anak-anak dilatih belajar menjadi sportif menunggu giliran, mengatur strategi dan tentu belajar berhubungan dengan orang lain.
Ia menilai game elektronik tidak mengajarkan nilai-nilai mulia melainkan nilai kekerasasan dan sensualitas kepada anak usia dini sehingga sangat berpengaruh kepada pertumbuhan emosional anak. Disamping itu game elektronik tidak memberikan dampak besar buat suatu daerah.
"Dengan permainan ini berisi nilai-nilai karakter, baik di atas papan permainan maupun di kartu makan bersama yang menyatukan teman dan keluarga sehingga mereka bisa bertumbuh dengan nilai mulia," harap Desi.
Perempuan asal Bangka ini mengatakan, permainan yang diciptakannya bersama kedua partnernya tersebut dilengkapi buku panduan yang berisi resep-resep lengkap masakan nusantara termasuk Lempah Kuning masakan khas Bangka sebagai daerah kelahirannya.