Harga Bawang Melambung
Pedagang: Harga Bawang Naiknya 'Mak Jleb'
Akibat pasokan yang berkurang, cuaca yang tidak menentu serta penghentian impor, sejumlah pedagang bawang di Pasar Induk Kramat Jati
Penulis:
Wahyu Aji

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akibat pasokan yang berkurang, cuaca yang tidak menentu serta penghentian impor, sejumlah pedagang bawang di Pasar Induk Kramat Jati menjerit. Naiknya harga bawang antara Rp 3000 sampai Rp 5000 membuat omset jualan mereka menurun.
Salah satunya Sri Mulyani (46) penjual bawang merah dan bawang putih harus menderita kerugian karena konsumennya harus mengurangi banyaknya jumlah bawang yang mereka beli. Hari ini menurutnya, harga bawang lebih tinggi dibandingkan beberapa minggu belakangan.
"Jujur aja mas, bawang merah saya beli dari grosir Rp 40.000 saya jual Rp 43.000 saja banyak yang nggak mau beli. Bawang putih yang naiknya 'mak jleb', dari Rp 42.000 kemarin, hari ini Rp 58.000," kata perempuan asal Klaten, Jawa Tengah saat ditemui Tribunnews.com dilapaknya, Selasa (12/3/2013).
Sri yang sudah berjualan selama lima tahun di Pasar Induk Kramat Jati sebenarnya lebih memilih menjual bawang yang sudah dikupas. Menurutnya harga jualnya lebih, walapun sedikit. Namun dengan kenaikan harga yang dirasa sangat berat, dirinya mengaku kesulitan.
"Kenapa naik, ya enggak tahu juga deh. Yang penting asal jangan sampai jarang aja," lanjut ibu dua anak tersebut.
Sementara itu Handy Martono (26), salah seorang langganan Sri yang kebetulan sedang membeli bawang saat Tribunnews.com menghampiri mengaku mengurangi jumlah belanjaanya. Handy yang berjualan bawang goreng itu biasa menghabiskan 5 Kilogram bawang sehari di lapak Sri. Namun sore tadi, ia hanya membeli 1 Kilogram saja.
"Kaget juga saya, naiknya lumayan. Yang beli bawang goreng saya nanti protes juga harganya naik. Saya beli sedikit aja dulu," kata Handy.