Harga Cabai Rawit di Yogyakarta Tembus Rp 45 Ribu per Kg
di Yogyakarta, tercatat harga cabai rawit menembus angka Rp 45 ribu per kilogram,
Editor:
Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM YOGYA, - Stok yang minim berdampak pada tidak stabilnya harga cabai rawit. Dari pantauan di sejumlah pasar tradisional di Yogyakarta, tercatat harga cabai rawit menembus angka Rp 45 ribu per kilogram, atau naik Rp 10 ribu dari hari sebelumnya.
"Kemarin saya masih jual Rp 35 ribu per kg. Sekarang sudah naik jadi Rp 45 ribu," terang Slamet, seorang pedagang di Pasar Beringharjo, Rabu (27/3/2013).
Menurutnya, kelangkaan cabai rawit dikarenakan stok yang ada di DIY lebih banyak dibawa ke Jakarta. Karena persediaan di Jakarta sendiri mengalami defisit sehingga harus mengambil dari daerah, termasuk DIY.
Saat kondisi normal, sebagian besar pedagang mengambil stok cabai rawit dari Sleman. Dengan harga masih cukup terjangkau dan persediaan melimpah. "Kuncinya ada di Jakarta. Kalau di sana langka, akan ngefek di Yogyakarta," tandas Slamet.
Ditambahkannya, sudah sekitar lima hari terakhir persediaan cabai rawit sangat fluktuatif. Sehingga mempengaruhi harga jual dari komoditi yang hampir dibutuhkan setiap kalangan ini. Dampaknya, barang yang mampu dijual mengalami penurunan mencapai 50 persen lebih. Dari hari biasa pedagang rata-rata mampu menjual 1 kuintal, saat ini hanya di kisaran 40-50 kg per hari.
"Misalnya sekarang kulak harganya tinggi, tapi besok ternyata ada drop-drop an banyak ya harganya turun. Otomatis rugi kalau sudah seperti itu," ujar Slamet. Untuk cabai kriting dan cabai merah besar, harga di pasaran relatif cukup stabil. Berada di kisaran Rp 13 ribu sampai Rp 17 ribu per kg.
Menanggapi tidak stabilnya harga cabai rawit seperti yang terjadi pada komoditi bawang beberapa waktu lalu, Pemda DIYakan melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Namun belum ada keputusan untuk melaksanakan operasi pasar guna mengendalikan harga.
"Saat rapat TPID (tim pengendali inflasi daerah) minggu lalu, belum dibahas mengenai harga cabai rawit. Karena saat itu harganya masih stabil. Sekarang tentu kami akan koordinasikan dengan Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan terlebih dulu," ungkap Kepala Biro Perekenomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY, Sri Haryanto. (hdy)
Baca Juga :
- Akses Jalan di Krayan Terbentur Hutan Lindung 20 detik lalu
- Sebagian Hasil Tambang Pasir Kami Setorkan Kepada Oknum 1 menit lalu
- Nelayan Filipina Terdampar di Berau 27 menit lalu