Sebagian Hasil Tambang Pasir Kami Setorkan Kepada Oknum
Akses jalan menuju tambang pasir di daerah Merbong ini tidaklah mulus.
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews Batam, Septyan Mulia Rohman
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Akses jalan menuju tambang pasir di daerah Merbong ini tidaklah mulus. Jalan tanah bergelombang menuju lokasi tesebut. Sekitar jarak 3 kilometer dari jalan raya utama atau tepatnya belokan dari arah Polda Kepri, barulah tampak pemandangan galian pasir yang tersebar di beberapa titik.
Tenda-tenda kecil dibangun seadanya untuk menghindari tubuh dari sengatan panas matahari serta air hujan. Tidak hanya itu, di beberapa titik ada tenda, masih tampak bekas galon air tanda adanya aktivitas yang ditinggal pergi oleh para pekerja berikut dengan beberapa peralatan termasuk gundukan pasir yang berada di sekitarnya.
Setelah digerebek tim, para penambang berkumpul di sebuah kantin dekat jalan menuju Hang Tuah. Mereka berkeluh kesah dengan peristiwa yang baru saja dialaminya. Penambang pasir di daerah Merbong, sebut saja Bolon, mengaku kecewa dengan tindakan pemerintah.
Saat hendak pulang menuju rumahnya, Bolon, pria yang mengemudikan truk itu ditemani oleh dua orang rekannya. Ia menuturkan penertiban yang dilakukan di Merbong dan Jabi dilakukan sejak pagi hari pada pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB.
Dirinya pun memertanyakan, mengapa hanya dua wilayah yang terkena dampak penertiban tambang pasir yang diduga ilegal itu. "Hanya di Merbong dengan Kampung Jabi saja. Yang lain mana ada ditertibkan. Kalau seperti ini, sama saja dengan penertiban hewan ternak kemarin," jelasnya.
"Bukannya tidak sering ada oknum yang meminta pasir ini, bukannya dia membeli. Alasannya untuk bangun rumah. Tetap kami beri juga kok bang, walau agak gondok juga," ungkap rekan Bolon yang baru saja keluar dari kantin, Selasa (26/3/2013). (*)