Luhut: Kami Tahu Persis Masalahnya, 2020 Tak Perlu Impor Garam
"Tahun 2020 kita enggak perlu impor garam lagi. Kami sudah lihat komprehensif, sudah rapat terpadu, kami tahu persis masalahnya," kata Luhut
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan Indonesia pada 2020 tidak impor garam dengan menyiapkan segala infrastruktur yang dibutuhkan.
"Tahun 2020 kita enggak perlu impor garam lagi. Kami sudah lihat komprehensif, sudah rapat terpadu, kami tahu persis masalahnya," kata Luhut di Jakarta, Rabu (18/10/2017).
Menurut Luhut, pemerintah akan menyiapkan berbagai infrastruktur seperti air tua dan ketersediaan lahan dalam memproduksi garam di wilayah-wilayah penghasil garam, seperti Madura ataupun Kupang.
"Kita menyiapkan air tua, kalau dikasih ke nelayan maka dia bis alebih murah biaya produksinya, biayanya bisa berkurang Rp 300 sampai Rp 350," ujar Luhut.
Baca: Tanggapi Kabar Tenaga Kerja China Menyerbu Indoneisa, Luhut: Itu Kampungan!
Terkait persoalan tanah, kata Luhut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian ATR dan pemerintah daerah (Pemda) untuk melakukan proses ekstensifikasi lahan untuk produksi garam.
"Kami bikin 100 hektar koperasi di Madura, teknologi ada dari BPPT, 4 hari bisa panen, di Kupang itu lebih banyak karena mereka curah hujan lebih kecil," ucapnya.
Dengan tersedianya berbagai infrastruktur, maka dinyakini Luhut nantinya biaya produksi garam dapat diturunkan menjadi Rp 300 per kilo gram dan harga jual diperkirakan Rp 800 sampai Rp 900 per kilo gram.
"Kalau ini terjadi petani diuntungkan, ongkos dia Rp 300 maka untuk harga jual mereka Rp 800 hingga Rp 900, mereka dapat ikan, dapat garam," papar Luhut.