Hongkong Ternyata Beradiasi Tinggi
Sebuah penelitian yang dibuat Leung tahun 1990 menemukan radiasi gamma yang tingkat level radiasinya 1,8 kali lebih
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mungkin tidak ada yang mengira kalau Hongkong memiliki radiasi tinggi. Hal ini juga semula tidak dipercaya oleh Pieter Franken, penemu alat pendeteksi radio mini, iGeigie, yang ukurannya kecil bisa digabung dengan iPhone.
Setelah kelahiran Schiedam, Belanda ini ke Hongkong dan mengumpulkan data di sana, kaget juga dia.
"Ternyata di Hongkong tingkat radiasi cukup besar juga dan saya kaget sekali setelah mengumpulkan data di sana," paparnya khusus kepada Tribunnews.com, Rabu (5/2/2014) di kantornya.
Menurutnya, Hongkong berada di atas landasan tinggi yang memiliki radiasi karena radionuclide content ada di dalam granite yang ada di wilayah milik China itu saat ini. Seorang profesor Dr. John Leung, ahli radiasi dan profesor physics University of Hong Kong juga membenarkan hal tersebut.
"Banyak uranium dan thorium di dalam granite yang ada di tanah HongKong. Hal ini saya rasa wajar-wajar saja," katanya.
Bahkan sebuah penelitian yang dibuat Leung tahun 1990 menemukan radiasi gamma yang tingkat level radiasinya 1,8 kali lebih besar dari tingkat dunia.
Menurut United Nations Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR), memang tidak ada bukti langsung dampak kepada kesehatan manusia apabila dosis radiasi terakumulasi mencapai 10 millisieverts. Sebagai perbandingan, satu akumulasi dosis penerbangan di dalam pesawat terbang per jam akan memunculkan radiasi sebesar 0,003 millisieverts.
Sementara 10 detik X-ray yang dikenakan kepada tubuh kita akan memunculkan 0,05 millisieverts. Akumulasi radiasi dari 10 menjadi 1000 millisieverts akan menghasilkan penyakit seperti kanker. Demikian UNSCEAR mengungkapkan data tersebut baru-baru ini. Sebagai contoh, tahun 2006, World Health Organization (WHO)
mengestimasikan bahwa sekitar 4.000 orang meninggal karena kanker dari 500.000 pekerja yang bekerja di sekitar Chernobyl, di mana banyak dari mereka tercemar radiasi lebih dari 100 millisieverts.
Setelah mengetahui tingkat radiasi dari pendeteksian alat yang dimiliki Pieter tersebut, Pieter dan Safecast juga mengusulkan agar di tempat yang terkena radiasi baiknya dilakukan beberapa hal. Bukalah pintu, bukalah jendela agar arus angin atau hawa di dalam ruangan bisa berputar (bersiklus) dengan baik.
"Meminimalkan akumulasi dengan cara demikian sangat baik," tambahnya.
Hal itu setidaknya dapat membuat sedikit kumpulan radon, sebuah gas radioaktif yang terproduksi akibat kerusakan alamiah terjadi karena uranium dan thorium. Apabila manusia menghisap radon--salah satu sumber utama pemantik radiasi kepada manusia, maka manusia itu akan berbahaya, bisa meninggal dunia akibat kanker paru-paru.
"Itulah sebabnya dibuatkan alat pendeteksi ini agar sejak awal bisa diketahui adanya bahaya radiasi. Bagi Safecast juga berusaha menyediakan satu konteks pengertian atau pendidikan bagi masyarakat agar bisa mengerti apa arti sebuah radiasi," tambah Pieter yang memiliki seorang putri usia 9 tahun saat ini.