Kamis, 18 September 2025

Majalah Wanita Jepang Mulai 'Rontok'

Majalah untuk gadis-gadis Jepang atau wanita Jepang rontok satu per satu.

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Majalah Wanita Jepang Mulai 'Rontok'
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Majalah EGG, majalah gadis Jepang terakhir terbit 31 Mei.

Laporan Koresponden Tribunnews.com Richard Susilo di Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Majalah untuk gadis-gadis Jepang atau wanita Jepang rontok satu per satu. Menurut laporan majalah Playboy Jepang edisi 2 Juni 2014, majalah gadis Jepang (gyaru) yang terbit 1995 juga akan berhenti dan edisi terakhirnya tanggal 31 Mei 2014.

Sebelumnya, Oktober tahun lalu Mens Egg terbitan Taiyotosho, berhenti terbit. Lalu juga majalah Edge Style terbitan Futabasha juga berhenti terbit Februari 2014. Lalu April kemarin juga Inforest Publishing, penerbit majalah Koakuma Agega menghentikan penerbitan karena terlibat utang 3 miliar yen. Semua ini majalah wanita untuk gadis (gyaru) Jepang.

Dua majalah gadis Jepang juga tengah sekarat saat ini karena semakin berkurang jumlah penerbitannya yaitu Popteen dengan penerbit Kadokawa Haruki dan Ranzuki dengan penerbit Bunkasha.

Majalah Egg padahal sempat mencapai 50.000 eksemplar di masa jayanya, dibandingkan majalah wanita lainnya.

Majalah ini spesialis menampilkan wanita ganguro yaitu wanita yang kelihatan "kotor" dengan model rambu di blonde atau dipirangkan seperti bule, mata dan muka yang sengaja dipoles berlebihan serta juga bibir sehingga seperti belepotan.

Tata fashion yang aneh tersebut, dirangkai dengan gaya sepatu tersendiri, membuat majalah Egg tetap disukai kalangan gadis puber Jepang.

Bahkan tahun 2006 department store Tokyu di Shibuya pernah menggelar gaya gyaru ini dalam satu lantai produk untuk gadis puber tersebut. Saat itu memang trendi.

Klub penggemar gyaru pun dibuat sehingga sempat keanggotaan mencapai sekitar 2.000 orang.

Kini, menurut seorang kameramen lepas di Shibuya yang sempat ditemui Tribunnews.com, Jumat (23/5/2014) mengungkapkan, hal itu berubah dan mereka bosan, kembali ke gaya biasa lagi, normal kembali.

"Sudah bosan mungkin mereka dengan gaya-gaya aneh tersebut," paparnya.

Julukan Masyarakat Shibuya hilang karena adanya yutori kyoiku. Pendidikan santai di Jepang. Akhirnya para gadis meninggalkan gaya-gaya anehnya.

Pers Jepang menyindir dengan nama yutori kyoiku karena begitu santainya kini pelajar Jepang agar siswa tidak stres dengan pendidikan yang diberikan.

"Jadi sekarang tidak ada artinya menjadi gyaru makanya mereka meninggalkan gaya tersebut dan menjadi gadis biasa dengan rambut dicat hitam lagi seperti normalnya biasa," ungkapnya.

Perpindahan gaya menjadi normal kembali tampaknya berdampak pula kepada majalah Egg sehingga diputuskan tidak terbit lagi per 31 Mei 2014 ini.

Sementara majalah wanita lain tampaknya juga berkurang peminatnya karena semakin banyak penggunaan media internet saat ini dinikmati ketimbang membaca majalah cetak di masyarakat umum di Jepang saat ini.

Tags
Jepang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan