Database Benesse Corporation Bocor Dijual 1.000 Yen

Laporan Koresponden Tribunnews.com di Tokyo, Richard Susilo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Database Benesse Corporation terutama dari kantornya yang ada di Okayama sejak akhir tahun lalu bocor ke masyarakat. Sekitar 2 juta data anggota masyarakat bocor ke masyarakat lewat pihak ketiga dengan oknum yang mengambilnya menggunakan data (ID) palsu karyawan Benesse oleh pihak ketiga yang dipercayakan ke perusahaan bernama Just System.

Demikian ungkap kepolisian Okayama, Minggu (13/7/2014) kepada pers.

"Sampai saat ini kami masih terus menyelidiki dan bukan tidak mungkin lebih banyak lagi data yang bocor ke masyarakat," papar seorang polisi.

Jumlah data yang dimiliki Benesse sekitar 20,7 juta database dan kemungkinan bocor untuk diperjualbelikan oleh oknum tertentu. Harga pasaran data tersebut untuk orang dewasa antara 8 hingga 20 yen per satu orang data. Sedangkan untuk anak-anak dengan harga 50 hingga 1.000 yen per satu orang data anak-anak.

Mengapa bisa mahal? Karena data anak-anak bisa dipergunakan banyak hal dan dalam jangka waktu lama. Misalnya saat memasuki sekolah menengah, bisa menawarkan pakaian dan buku SMP/SMP atau pun saat universitas juga masih bisa dipergunakan data tersebut.

Data juga untuk pengiriman Direct Mail, kartu pos dan promosi lain ke rumah masing-masing tertulis pada data tersebut oleh oknum tertentu.

"Yang ditakutkan adalah penculikan kepada anak-anak oleh onum atau penjahat karena data lengkap termuat di sana, termasuk alamat rumah anak-anak yang bersangkutan," tambah polisi lagi.

Data lengkap per orang termasuk jabatan atau profesi seseorang, misalnya dokter, atau pemain golf dan sebagainya. Lalu juga alamat orang tersebut, usia atau tanggal lahir orang tersebut dan juga nomor teleponnya.

Bukan tidak mungkin data jatuh ke tangan mafia Jepang atau Yakuza sehingga dapat melakukan penipuan juga lewat telepon yang biasa dinamakan Ole-ole Sagi.

Informasi lengkap Yakuza bisa dilihat di www.yakuza.in.