Karaoke Halal Pertama di Jepang Guna Tarik Pengunjung Muslim
Bandara internasional Narita dan Kansai menyediakan tempat salat dan fasilitas bagi kaum Muslim.
Editor:
Gusti Sawabi
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Upaya menarik perhatian masyarakat Muslim dunia ke Jepang, beraneka ragam. Bandara internasional Narita dan Kansai menyediakan tempat salat dan fasilitas bagi kaum Muslim. Termasuk makanan halal. Lalu muncul toko roti halal dan karaoke halal. Apa itu karaoke halal?
Di Jepang karaoke halal pertama, Manekineko, dari Koshidaka Holdings Co.Ltd Japan yang dibuka 25 Desember 2014. Perusahaan ini memiliki 370 karaoke di Jepang, lima di Korea Selatan dan April 2015 akan dibuka satu lagi, sehingga menjadi enam toko karaoke. Lalu di Singapura tahun lalu membeli perusahaan karaoke di sana yang memiliki 20 lokasi di Singapura.
Meksipun demikian kini baru satu, percobaan, karaoke halal yang disediakan perusahaan ini berada di Yotsuya 3-chome Tokyo.
“Kita baru tiga bulan membuka karaoke ini masih perlu mendengar masukan dari masyarakat yang datang ke sini mengenai perlu tidaknya penambahan karaoke halal seperti ini,” papar Takayuki Ezawa, seorang Manajer karaoke tersebut khusus kepada Tribunnews.com Sabtu (21/3/2015).
Kunjungan tamu karaoke ini baru sekitar 250 orang per bulan dan 90% adalah kalangan warga Jepang, “Kalangan muslim sampai saat ini mungkin baru 10% saja, jadi masih sedikit,” lanjutnya lagi.
Sertifikat halal yang dipegang toko karaoke ini dari sebuah perusahaan Jepang bernama MHC Co.Ltd yang bermarkas di Tokyo, dan pemeriksa halal adalah warga Malaysia bernama Akmal Abu Hassan.
Perusahan yang dipimpin Hiroshi Koshidaka ini menyediakan karaoke khusus bagi kalangan muslim dengan penyediaan tempat salat, berikut tanda penunjuk arah (kiblat) di beberapa tempat di bagian atap. Namun tidak menyediakan tempat wudhu atau berbersih tubuh, sehingga yang mau salat harus ke luar dulu ke toilet umum yang ada di gedung itu disediakan pengelola gedung.
Perhitungan biaya dilakukan per orang, dimulai dengan pendaftaran keanggotaan bagi yang pertama kali datang sebesar 200 yen, plus biaya karaoke antara 150 yen (9am-6pm), 300 yen (6pm-6pm) dan 350 yen pada akhir minggu dan libur, per 30 menit, “Kita mungkin tidak seperti di Indonesia yang bayar per ruangan, tetapi per orang. Ruangan di sini bisa menampung antara 5 orang-10 orang,” jelasnya. Jumlah lagu yang tersedia ada 18.000 buah lagu baik lagu Jepang, Inggris, China, Korea bahkan juga lagu berbahasa Arab.
Letaknya yang dekat Stasiun nasional jepang itu diharapkan dapat menarik banyak pelajar sebagai tamu dan memang direncanakan akan ada harga khusus bagi pelajar atau yang mau membuat pesta atau pertemuan saat bulan Ramadhan dengan harga khusus bagi kalangan muslim.
Saat Tribunnews.com melihat tempat salah mungkin bagi orang non-Jepang agak sulit membaca keterangan di sana karena semua tertulis dalam bahasa Jepang, “Mungkin akan kita pertimbangkan penggunaan bahasa Inggris pula sehingga bisa dibaca kalangan non-Jepang bagi keterangan yang ada di sini,” tambah Ezawa lagi.
Halal yang ditawarkan di karaoke ini tampaknya pada makanan. Tidak ada sama sekali daging babi atau minyak babi, semua menggunakan ayam. Meskipun demikian minuman beralkohol tetap disediakan, namun dibawa dan disajikan menggunakan tempat (nampan) terpisah, yang alcohol dan yang bukan alcohol.
Ketika Tribunnews.com melihat dapur pembuatan makanan, bagian pencucian piring dan gelas jadi satu baik yang bekas makanan minuman halal maupun yang bekas minuman beralkohol.
“Banyak belajar saya bekerja di tempat karaoke halal ini, terutam adalam mengenal kalangan muslim,” papar seorang pekerja wanita yang sedang mencuci piring dan gelas di dapur karaoke tersebut.
Menu makanan pun menampilkan tiga bahasa baik, bahasa Jepang maupun Inggris. Makanan dan minuman, serta makanan pencuci mulut termasuk eskrim halal, tersedia di karaoke tersebut yang memiliki 12 ruangan karaoke di antara nya 3 ruangan cukup besar bis amenampung 10 orang.