Yang Menarik Dari Gaya Berpidato PM Shinzo Abe di Depan Kongres Amerika Serikat
Beginilah cara Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe berpidato di depan Kongres Amerika Serikat.
Editor:
Agung Budi Santoso
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Beginilah cara Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe berpidato di depan Kongres Amerika Serikat. Pertama kali sejak 54 tahun seorang PM Jepang berbicara di muka Kongres AS.
Perlahan, satu per satu kata dan menekankan yang penting di akhir kalimat yang penting dengan tanda merah di naskahnya. Baik tanda strip merah, lingkaran dan koreksian huruf salah ketik.
Pagi ini (30/4/2015) jam 00.15 sampai dengan jam 01.00 waktu Jepang, Abe pidato di depan Kongres AS menandai peringatan ke-70 perang dunia kedua, dengan menekankan perdamaian dan kerjasama, terutama bersama AS menciptakan perdamaian dunia dan menimbulkan Hope atau Harapan baru bagi masa depan dunia.
"Saat tentara AS ke Jepang saat gempa bumi 2011, banyak sekali membantu rakyat Jepang dan yang terpenting memberikan harapan kepada kami untuk membangun kembali lebih baik lagi. Terima kasih kepada para tentara Amerika," papar Abe disambut tepuk tangan para anggota Kongres, "Itulah sebabnya kerjasama aliansi Jepang-As yang baru sekarang ini meruypakan Aliansi Hope bagi kita membangun dunia yang lebih dama dan tentram bersama di masa depan," tambahnya, dan kali ini tepuk tangan meriah sambil para anggota Kongres berdiri.
Abe juga mengakui tidak bisa mengabaikan penderitaan rakyat Asia dalam masa perang dulu, dan menekankan kembali bahwa Jepang sama seperti permintaan maaf yang pernah disampaikan PM Jepang pendahulunya, Tomiichi Murayama, tidaklah berubah pendiriannya. Namun Abe sendiri tak menyebutkan permintaan maaf.
Kehadiran Abe di Kongres bersama isterinya, Akie, dan Duta besar AS untuk Jepang Jacklyn Kennedy serta mantan serdadu AS saat bertempur di Iwojima, Lawrence Snowden, sebagai saksi hidup yang setelah perang bersahabat dengan keluarga tentara Jepang, Yoshitaka Shindo, di mana ayahnya juga bertempur saat Perang Dunia Kedua lampau. Mereka bersalaman dengan hangat keduanya setelah Abe menyebutkan persahabatan mereka itu dan disambut tepuk tangan meriah dari para anggota Kongres AS.