Pembayaran Pensiun Jepang Mencapai 56 Triliun Yen
Pembayaran pensiun warga Jepang yang telah lanjut usia (lansia) per tahun fiskal 2014 (31 Maret 2015) ternyata mencapai 56 triliun yen.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pembayaran pensiun warga Jepang yang telah lanjut usia (lansia) per tahun fiskal 2014 (31 Maret 2015) ternyata mencapai 56 triliun yen. Jumlah ini akan terus semakin membengkak karena jumlah lansia semakin banyak.
Demikian data yang diperoleh Tribunnews.com dari Kementerian Kesehatan Tenaga Kerja Kesejahteraan Jepang baru-baru ini.
Jumlah pembayaran 56 triliun yen tersebut berasal dari pembayaran premium masyarakat sebesar 35,4 triliun yen. Lalu dari penghasilan pajak pemerintah 12,4 triliun yen dan dari dana simpanan (reserved fund management) sebesar 8,2 triliun yen.
Apabila pengeluaran dana pensiun itu dipecah dalam mata uang 10.000 yen, maka tinggi tumpukan uang 10.000 yen itu bisa mencapai 560 kilometer, jauh lebih tinggi dari Gunung Fuji dan lain-lainnya. Uang nominal Jepang tertinggi adalah 10.000 yen.
Bagaimana kita melihat angka 56 triliun yen ini dibandingkan dengan hal lain? Misalnya dibandingkan dengan penjualan bersih konsolidasi Toyota Motor Corporation per Maret 2014 hanya 26 triliun yen. GDP Denmark hanya 40 triliun yen dan penerimaan dari Pajak Jepang hanya 50 triliun yen.
Artinya biaya pengeluaran pensiun Jepang luar biasa tinggi saat ini.
Biaya pensiun tersebut terbagi atas Medical Care (perawatan medis) dan Nursing Care (biaya perawat). Untuk perawatan medis sebesar 36 triliun yen dan untuk biaya perawat sekitar 20 triliun yen.