Empat Guru Tangerang Selatan Puas Belajar Banyak dari Jepang
Proyek pembelajaran bagi guru-guru Indonesia dari JICA (Japan International Cooperation Agency) kali ini khusus bagi guru-guru di Tangerang Selatan.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Para guru Indonesia yang berkunjung ke Jepang sejak 16 Mei lalu hingga 24 Mei mendatang, saat ini merasa sangat puas karena bisa belajar banyak dari Jepang. Proyek pembelajaran bagi guru-guru Indonesia dari JICA (Japan International Cooperation Agency) kali ini khusus bagi guru-guru di Tangerang Selatan.
"Kita sangat senang sekali dan puas dengan kunjungan ke berbagai tempat pendidikan dan perusahaan Jepang sampai hari ini. Banyak belajar dan berharap tentu negara kita Indonesia bisa meniru Jepang nantinya," kata Yanti Herlanti khusus kepada Tribunnews.com, Rabu (20/5/2015).
Sejak tiba di Tokyo 16 Mei lalu, mereka mengunjungi keindahan Sungai Sumida di Tokyo. Lalu mendapat pembekalan mengenai pendidikan Jepang dari tiga guru dan dosen Jepang di Ningyocho Tokyo. Tanggal 18 Mei lalu dengan Hokuriku Shinkansen dari Tokyo ke Kota Toyama sampai dengan 23 Mei mendatang.
Di Toyama melihat berbagai tempat pendidikan seperti Museum Arsip Toyama, sekolah dasar Ilmu Pembangunan Manusia Universitas Toyama yang dipimpin Negishi Hideyuki.
"Mereka sangat terkesan sekali dengan mengikuti kelas-kelas di sekolah kami, baik kelas Matematika maupun kelas bahasa nasional, lalu berdiskusi dengan guru-guru kami. Kata mereka, banyak yang bisa dipelajari dan dibawa ke Indonesia untuk diterapkan di Indonesia lebih baik lagi dari Jepang. Kami bersyukur kalau bisa membantu Indonesia," kata Negishi kepada Tribunnews.com.
Kunjungan bukan hanya melihat lingkungan hidup dan pendidikan di Jepang tetapi juga industri daur ulang di Toyama, baik industri daur ulang plastik, kabel, berbagai sampah menjadi produk yang berguna lagi.
"Proses daur ulang dengan zero emisi di Jepang ini luar biasa hebat ya, kita harus banyak belajar dari Jepang. Mudah-mudahan Indonesia bisa seperti ini nantinya," harap Yanti.
Program kunjungan guru Indonesia ke Jepang ini yang ketiga kali.
"Pertama kali bulan Mei tahun 2014, lalu Oktober 2014 dan sekarang yang ketiga kali," kata Yasunobu Kuboki, koordinator program undagan para guru-guru dari Tangerang Selatan ini.
Sebelum pulang ke Indonesia dari bandara internasional Haneda 24 Mei pagi, mereka dapat sempat bermalam semalam di Tokyo lagi untuk menggunakan waktu sisanya bagi kepentingan pribadi masing-masing.
Peserta guru dari Indonesia itu antara lain Yahya dari Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah Tangerang Selatan, Suroso dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Nelis Hamidah dari UPI Tangerang, Yanti Herlanti dari Universitas Islam Negeri Jakarta dan Irfa sebagai penerjemah.